Listrik Indonesia | Dosen Program S2 Energi Terbarukan Universitas Darma Persada (Unsada), Riki Ibrahim memberikan tanggapan terkait dialog seminar yang digelar oleh Energy Institute for Transition (EITS) di Ballroom Thamrin Nine, Jakarta, pada Rabu (05/06/2024).
Ia menekankan perlunya percepatan pemanfaatan pembangkit energi baru terbarukan (EBT) oleh Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (KESDM).
Potensi sumber daya untuk pembangkit listrik tenaga mikrohidro (PLTMH), pembangkit listrik tenaga air (PLTA), dan pembangkit listrik tenaga panas bumi (PLTP) di Sumatera, Sulawesi, dan Papua perlu segera direalisasikan jika sudah tercantum dalam Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL).
"Malah informasi KEN targetnya diturunkan dari 23% ke 17%,” ungkapnya.
Ia menekankan bahwa dukungan terhadap penurunan emisi yang dihasilkan oleh bahan bakar fosil sangat didorong oleh seluruh pelaku energi terbarukan (ET) di Indonesia, khususnya yang tergabung dalam Masyarakat Energi Terbarukan Indonesia (METI). Pertumbuhan sektor energi terbarukan dianggap krusial untuk mencapai ketahanan dan kemandirian energi nasional.
- Baca Juga Bank Jerman Biayai EBT Indonesia
Sebelumnya, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menggelar Rapat Koordinasi (Rakor) Pembahasan Isu Strategis Sub Sektor Ketenagalistrikan bersama PT PLN (Persero) pada Jum’at (26/04/2024).
Rakor ini difokuskan pada penyusunan Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) PT PLN untuk periode 2026-2030, sebuah dokumen penting yang merumuskan strategi perusahaan dalam memenuhi kebutuhan energi listrik nasional.
Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian ESDM, Jisman Hutajulu mengungkapkan pentingnya Rakor ini sebagai forum untuk bertukar informasi, mendengarkan beragam pendapat dan bekerja sama mencari solusi terbaik dalam subsektor ketenagalistrikan. Diharapkan, dengan kontribusi PLN, perencanaan kelistrikan nasional dapat menjadi lebih realistis.
"Salah satunya terkait perencanaan untuk masa depan kelistrikan nasional, melalui penyusunan RUKN yang sudah masuk dalam tahap akhir dan juga penyusunan RUPTL PLN," ungkapnya.
Direktur Utama PT PLN (Persero), Darmawan Prasodjo menambahkan bahwa Rakor tidak hanya membahas isu-isu strategis, tetapi juga memperkuat koordinasi antar pemangku kepentingan di sektor ketenagalistrikan. Sinergi dan kolaborasi yang kuat diharapkan dapat membantu Indonesia mencapai target pembangunan energi yang berkelanjutan dan ramah lingkungan.
"Pertemuan ini sangat baik untuk membahas bagaimana menukar info, menemukan pandangan yang sama, sehingga apapun tantangannya semuanya akan mencapai titik kemenangan," ujarnya.