Listrik Indonesia | Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN/Bappenas), Suharso Monoarfa mengungkapkan bahwa ia pesimis mengenai pencapaian target Net Zero Emissions (NZE) di Indonesia pada tahun 2060. Semula, target NZE ditetapkan untuk tahun 2050, namun berbagai pertimbangan mengakibatkan target tersebut diundur menjadi 2060. Hal tersebut ia ungkapkan di Kantor Kementerian PPN/Bappenas, Senin (10/06/2024).
"Tadinya kita bikin 2050, ada yang protes mungkin ke 2060. Tapi mungkin juga 2060 itu belum tercapai," ungkapnya.
Suharso menjelaskan bahwa berdasarkan berbagai studi dan laporan yang dibacanya, perubahan iklim yang semakin memburuk menjadi tantangan besar bagi Indonesia dalam mencapai NZE pada 2060.
Salah satu contohnya adalah tanaman yang kini kesulitan melakukan fotosintesis, yaitu proses penyerapan karbon dioksida (CO2) dan pengeluaran oksigen ke udara. Sebaliknya, tanaman tersebut lebih banyak melakukan fotorespirasi, yakni mengeluarkan CO2 kembali ke udara.
"Karena itu, kalau kita masuk di daerah-daerah subtropis, ketika kita lihat ada angin di musim panas itu, kita merasa akan angin yang sejuk yang datang. Tapi kenyataannya anginnya itu justru angin yang panas. Sebagaimana kita lihat badai angin panas di Dubai, di Emirate Arab beberapa waktu yang lalu," ujarnya.
Selain itu, peran minyak dan gas bumi dalam bauran energi primer Indonesia masih cukup besar, dengan minyak menyumbang sekitar 30% dan gas bumi 16%.
Suharso menekankan bahwa pengembangan sektor minyak dan gas bumi ke depan memerlukan inovasi untuk menghasilkan sumber energi yang rendah emisi.
"Dan terutama yang pernah kita kembangkan sampai hari ini, bahan bakar nabati. Dan peningkatan pemanfaatan gas bumi pada sektor industri dan rumah tangga," pungkasnya.