Listrik Indonesia | Direktur Utama Pertamina, Nicke Widyawati mengungkapkan bahwa Pertamina telah memutuskan untuk memangkas rencana investasi jangka panjangnya dalam peningkatan kapasitas proyek kilang. Perubahan ini disebabkan oleh transformasi energi yang semakin cepat. Hal tersebut ia ungkapkan dalam acara penandatanganan MoU dan PKS antara Kementerian PPN/Bappenas dengan PT Pertamina (Persero), Senin (10/6/2024).
Awalnya, Pertamina berencana meningkatkan kapasitas kilang menjadi 2 juta barel per hari (bph). Namun, dengan adanya pengembangan baterai kendaraan listrik dan penggunaan energi bersih, target tersebut direvisi menjadi 1,42 juta bph.
"Namun kemudian sejak 2 tahun lalu pemerintah mendorong EV, karena ada target net zero emission, ini berubah semuanya. Padahal investasi itu berjalan secara jangka panjang," ungkapnya.
Nicke menjelaskan bahwa perubahan ini sangat mempengaruhi investasi jangka panjang Pertamina, yang sebelumnya didasarkan pada data historis.
Sebagai BUMN, ia ingin memastikan bahwa setiap keputusan korporasi selaras dengan rencana pemerintah. Hal ini untuk menghindari keraguan dalam perencanaan dan pelaksanaan investasi jangka panjang.
"Ini kami ingin pastikan, agar perencanaan dari sisi regulator dan juga bisnis ini sejalan sehingga kami tidak ada keragu raguan. Karena kami sudah mencari cantolan hukum untuk Pertamina, dalam melakukan investasi jangka panjang ini belum ada Pak di Kementerian teknis," jelasnya.
