Listrik Indonesia | Sekretaris Jenderal Dewan Energi Nasional (DEN), Djoko Siswanto mengungkapkan bahwa pemerintah menargetkan 70% pemanfaatan Energi Baru Terbarukan (EBT) pada tahun 2060, 30% kebutuhan energi domestik Indonesia masih akan dipenuhi dari sumber energi fosil. Hal ini diungkapkan Djoko dalam acara Energy Corner CNBC Indonesia, Selasa (11/6/2024).
Djoko menjelaskan bahwa dalam beberapa skenario yang disusun oleh pemerintah, energi fosil seperti minyak, gas bumi, dan batu bara akan tetap memainkan peran signifikan dalam memenuhi kebutuhan energi nasional. Saat ini, ketergantungan Indonesia pada batu bara untuk kebutuhan domestik mencapai 60% dan negara masih memiliki sumber batu bara yang cukup besar.
"Nah sebetulnya net zero emission 2060 atau lebih cepat itu kita EBT-nya itu 70% lebih kurang ya. Kita ada skenario 1, skenario 2 gitu ya. Artinya apa? 30% itu masih fosil," ungkapnya.
Gas bumi juga tetap menjadi komponen penting dalam transisi energi menuju net zero emission. Banyaknya temuan sumber gas baru belakangan ini menegaskan perlunya peningkatan infrastruktur gas.
Sementara itu, untuk memenuhi kebutuhan minyak mentah nasional, Indonesia masih bergantung pada impor karena produksi minyak mentah dalam negeri terus menurun dari tahun ke tahun. Djoko menekankan pentingnya fokus pada peningkatan produksi minyak dalam negeri.
"Nah ini yang mestinya kita fokus ke sana gitu. Jadi bukan kita menghilangkan sampai nol ya. Karena kita kan masih punya kilang. Kapasitas kilang kita itu di dalam negeri itu saat ini itu bisa mengolah 1 juta barel minyak mentah per hari," ujarnya.
"Kita nanti bangun lagi di RDMP di Balikpapan bisa nambah jadi 1,3 juta kapasitas kilang kita di dalam negeri. Belum lagi nanti kalau kilang tuban. Jadi kita membutuhkan minimum produksi minyak untuk kebutuhan dalam negeri," tambahnya.
