Listrik Indonesia | Dr. Ir. As Natio Lasman, Anggota Dewan Energi Nasional Republik Indonesia, memberikan kuliah umum kepada mahasiswa Fakultas Teknik dan Sains Universitas Muhammadiyah Purwokerto yang mengangkat tema "PLTN dalam Skenario Transisi Energi untuk Mencapai Target Net Zero Emission," pada Kamis (13/06/2024).
As Natio menekankan pentingnya peran generasi muda dalam mencapai visi energi terbarukan.
Kuliah umum tersebut menarik perhatian ratusan mahasiswa dari berbagai jurusan, serta dihadiri oleh perwakilan dari Universitas Wiworotomo Purwokerto, Universitas Perwira Purbalingga, dan UNSIQ Wonosobo. Acara ini juga mendapat dukungan dari Rektor Universitas Muhammadiyah Purwokerto, Assoc. Prof. Dr. Jebul Suroso, M.Kep, yang menyampaikan bahwa energi terbarukan adalah visi luar biasa yang harus diwujudkan oleh civitas akademika.
“Energi adalah merupakan modal dasar Pembangunan. Ada 2 (dua) hal yang mendasari pemikiran yakni Komitmen Internasional, Paris Agreement dan Limitasi sumber daya energi fosil” ujar As Natio dalam pemaparannya.
Ia menegaskan bahwa upaya ketersediaan energi melalui transisi dari energi fosil ke energi terbarukan adalah kunci untuk mengurangi emisi gas rumah kaca (GRK).
"karena merupakan modal dasar pembangunan mengupayakan ketersediaan energi adalah merupakan suatu keharusan, dan untuk memenuhinya melalui transisi energi fosil ke energi terbarukan adalah kunci penting mengurangi peningkatan emisi GRK". katanya.
Lebih lanjut, As Natio menyoroti pentingnya meningkatkan kontribusi energi terbarukan seperti surya, mikrohidro, angin, panas bumi, energi laut, biofuel, hidrogen untuk sel bahan bakar, dan tenaga nuklir. Ia juga menekankan perlunya penerapan teknologi Batubara Bersih (CCS-CCUS) untuk mengurangi emisi dari pembangkit listrik batubara yang masih dominan di Indonesia.
"PLTN merupakan salah satu solusi yang merupakan keniscayaan karena merupakan clean energi dan 30 % listrik dunia berasal dari PLTN dan kebanyakan ada di negara -negara industri. Di Indonesia PLTN bisa menggantikan beberapa buah PLTU batubara large scale serta pemanfaatan SMR pada beberapa daerah di luar Jawa dan Sumatera,” jelasnya.
Dalam konteks kebijakan strategis, As Natio menyatakan bahwa pembangunan PLTN harus didorong oleh kebijakan negara, bukan sekadar hasil keputusan demokrasi.
"Tidak ada PLTN yang dibangun atas nama demokrasi, yang ada adalah Pembangunan PLTN adalah merupakan President policy, State policy, Government policy,” imbuhnya.
Mengakhiri kuliahnya, As Natio Lasman berpesan kepada para mahasiswa untuk tidak hanya meraih cita-cita pribadi, tetapi juga menjadi bagian dari upaya transisi energi nasional.
“Penyiapan SDM harus terus diselenggarakan dengan baik pada berbagai K/L terkait, sehingga aspek 3S (safety, security, safeguards) terselenggara dengan baik” tutupnya.