BBM Jenis Baru, 'Kado' Peringati HUT RI dari Pemerintah

BBM Jenis Baru, 'Kado' Peringati HUT RI dari Pemerintah
Pengisian BBM. (Dok: @Pertamina)

Listrik Indonesia | Pemerintah akan memberikan ‘kado istimewa’ pada perayaan Hari Ulang Tahun Republik Indonesia yang ke-79 dengan merilis produk Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis baru yang ramah lingkungan. 

Kepala Biro Komunikasi, Layanan Informasi Publik, dan Kerja Sama (KLIK) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Agus Cahyono Adi mengungkapkan bahwa BBM bersulfur rendah ini akan mulai diluncurkan pada 17 Agustus 2024. Hal tersebut ia ungkapkan saat ditemui di Gedung Kementerian ESDM, Jakarta, dikutip Senin (15/7/2024).

"Kalau rendah sulfur ini akan mulai tapi sebagai pilot, 17 (Agustus) itu adalah semacam kick-off-nya mau mulai di sana. Terus yang disampaikan 17 Agustus pembatasan, tadi Pak Menteri sudah menyampaikan ini lagi dibahas di Perpres 191 (tahun 2014) mengenai mana saja yang targetnya siapa saja," ungkapnya.

Produk BBM baru yang akan dirilis bukanlah jenis bensin, melainkan solar yang lebih ramah lingkungan. Namun, Agus belum dapat mengungkapkan nama produk BBM baru tersebut. Yang pasti, BBM ini tidak termasuk dalam kategori subsidi pemerintah karena tingginya biaya produksi.

"Mahal banget loh itu, lihat aja yang Dexlite 15.500, solar (Bio Solar) Rp 6.000," jawabnya.

Sementara itu, Menteri ESDM ,Arifin Tasrif menambahkan bahwa pemerintah sedang berusaha mengurangi polusi udara yang dihasilkan oleh kendaraan. Salah satu caranya adalah dengan membuat BBM jenis baru yang rendah sulfur, khususnya untuk jenis solar.

"Kita kan sekarang ini kan udara kita kan banyak emisi ini gimana caranya supaya ngurangin kita hidup sehat ini alternatifnya pakai BBM rendah sulfur," katanya.

Menurut Arifin, pihaknya juga sedang mencari bahan pencampur yang bisa mengurangi kandungan sulfur. Saat ini, kandungan sulfur dalam bensin di Indonesia masih berada di angka 500 ppm, sementara standar Euro 5 mengharuskan kandungan sulfur di bawah 50 ppm.

"Kalau standar-nya euro 5 kan harus di bawah 50. Menuju itu kan ongkosnya ada. Tapi kilang kita belum kelar sih di Balikpapan," pungkasnya.

Ikuti ListrikIndonesia di GoogleNews

#energi

Index

Berita Lainnya

Index