Listrik Indonesia | Ketua Dewan Pakar Majalah Listrik Indonesia, Herman Darnel Ibrahim menuliskan catatan penting di Majalah Listrik Indonesia, Edisi 99, mengenai usaha transisi energi yang terus diupayakan oleh Pemerintah Republik Indonesia (RI).
Pada tahun 2023, realisasi penggunaan energi terbarukan dan energi baru (ETEB) di Indonesia hanya mencapai 13,1% dari target 17,9% dan dengan tujuan mencapai 23% pada tahun 2025. Jalan menuju puncak emisi karbon di Indonesia menjadi semakin berliku. Pemerintah menargetkan pemanfaatan energi baru terbarukan (EBT) mencapai 70% pada tahun 2060. Namun, hal tersebut membutuhkan upaya yang besar dan kolaborasi dari berbagai pihak.
Bahkan Dewan Energi Nasional (DEN) sudah memproyeksikan bahwa puncak emisi karbon di Tanah Air baru akan terjadi di tahun 2035, bukan 2030.
Direktur Jenderal Energi Baru, Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian ESDM, Eniya Listiani Dewi mengungkapkan bahwa pemerintah telah memberikan dorongan dan regulasi. Dalam hal ini, Perusahaan listrik menjadi tulang punggung dalam usaha menurunkan emisi.
“Jadi harapan kita untuk menurunkan emisi dengan cara co-firing, coal phase down, dengan cara pemanfaatan teknologi baru, serta juga untuk mengatasi intermitensi kita perlu energy storage,” kata Eniya, dikutip dari Majalah Listrik Indonesia, Edisi 99.
Selain itu, Eniya menyatakan bahwa Inovasi kendaraan berbasis hidrogen berpotensi mengurangi emisi dari sektor transportasi.
Pemerintah juga tengah fokus pada pengurangan kendaraan bermotor bakar roda dua yang populasinya lebih dari 130 juta unit dengan pertumbuhan 5-6% setiap tahun.
Tenaga Ahli Menteri ESDM Bidang Ketenagalistrikan, Sripeni Inten Cahyani mengatakan bahwa konversi sepeda motor dari bahan bakar minyak ke energi listrik adalah aksi nyata transisi energi yang bisa dilakukan setiap individu.
“Program transisi energi paling konkret yang bisa dilakukan oleh setiap individu warga negara Indonesia yang peduli kepada udara bersih dan peduli kepada kesehatan melalui konversi ini,” ujarnya.
Untuk mendukung percepatan program kendaraan listrik di Indonesia, PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GoTo) menargetkan 5.000 armada motor listrik Electrum di akhir tahun 2024. Pada tahun 2030, seluruh armada roda dua GoTo ditargetkan berbasis kendaraan listrik.
Semangat menurunkan emisi juga datang dari PT Agronesia (Perseroda) BUMD Jawa Barat. Direktur Utama PT Agronesia, Mohamad Deddy Gamawan, menyatakan bahwa mereka bertransisi dari penggunaan solar ke CNG di pabrik karet (Inkaba) yang memiliki boiler 2 x 5 ton.
“Pada dasarnya Agronesia ini perusahaan tua dan sudah pasti mesin dan infrastruktur produksinya juga lama. Makanya saat ini di pabrik karet (Inkaba) yang memiliki boiler 2 x 5 ton muai bertransisi dari yang semula menggunakan solar sebagai sumber energi, kami ganti dengan CNG,” ungkapnya.
Untuk mengetahui liputan selengkapnya dari sejumlah narasumber di atas, silakan baca artikel-artikel di Majalah Listrik Indonesia edisi 99 ini.