Listrik Indonesia | Youth Energy and Environment Council (YEC), sebuah organisasi yang berfokus pada isu energi terbarukan dan lingkungan, mengadakan dialog strategis pada hari Senin (8/6). Dialog ini diselenggarakan dalam rangka persiapan agenda Road to Indonesia International Sustainability Forum (ISF) yang akan dilaksanakan pada bulan September 2024.
Berbagai topik dibahas dalam dialog tersebut, mulai dari infrastruktur dan transportasi berkelanjutan, transisi energi, pengendalian polusi, hingga industri yang ramah lingkungan. Deputi Bidang Koordinasi Infrastruktur dan Transportasi Kemenko Marves, Rachmat Kaimuddin, menekankan pentingnya transformasi sektor transportasi dalam mendukung inisiatif hijau.
Rachmat menekankan bahwa efisiensi sistem transportasi massal, peningkatan penggunaan kendaraan listrik, dan perencanaan tata ruang kota yang ramah lingkungan adalah kunci untuk mencapai tujuan ini. Menurutnya, transisi energi harus berjalan seiring dengan peningkatan kesejahteraan masyarakat.
"Kita ingin memastikan bahwa swasembada energi berjalan seiring dengan kesejahteraan dan pelestarian lingkungan," ujar Rachmat di Common Ground, Menteng, Jakarta Pusat, Senin (5/8/2024).
Pelaksana Tugas Pertamina NRE, Fadli Rahman, dalam dialog tersebut menguraikan strategi pemerintah untuk mempercepat transisi dari energi fosil ke energi terbarukan. Diskusi menyoroti tantangan dan peluang dalam mencapai target bauran energi baru dan terbarukan (EBT), serta bagaimana kolaborasi antara kebijakan pemerintah dan inovasi sektor swasta dapat memainkan peran penting dalam proses transisi energi.
CEO Pijar Foundation, Ferro Ferizka, menjelaskan pentingnya mengidentifikasi sumber utama polusi dan membahas kebijakan efektif untuk mengurangi emisi serta dampaknya terhadap kesehatan masyarakat. Diskusi juga mencakup teknologi dan regulasi yang diperlukan untuk menangani masalah polusi secara menyeluruh.
Direktur Pengembangan dan Pengendalian Usaha ID FOOD, Dirgayuza Setiawan, menekankan bahwa industri harus berperan dalam mengurangi emisi karbon dan mendorong praktik bisnis yang berkelanjutan. Dia menekankan pentingnya upaya untuk mengurangi emisi guna meningkatkan kesejahteraan masyarakat Indonesia.
"Pertumbuhan ekonomi tidak berarti banyak jika rakyat kita sakit. Kita perlu memastikan rakyat kita bekerja dengan baik dan mendapatkan penghasilan yang lebih baik. Dengan rata-rata gaji 6,5 juta, kita perlu meningkatkan produktivitas agar Indonesia menjadi negara maju, namun hal ini tidak mungkin tercapai jika rakyatnya tidak sehat," jelasnya.
Staf Khusus Presiden RI, Billy Mambrasar, menekankan pentingnya keterlibatan generasi muda dalam proses transisi energi. Ia menyatakan bahwa pemerintah berkomitmen untuk bekerja sama dengan Dewan Energi Nasional dan melibatkan generasi muda melalui YEC dalam sosialisasi dan diskusi tentang Rencana Umum Energi Daerah (RUED).
Secretary General YEC, Satya Hangga, berharap diskusi yang dilaksanakan dapat menciptakan solusi inovatif dan berkelanjutan untuk tantangan lingkungan yang semakin kompleks. Menurutnya, dialog tersebut dapat memberikan masukan berharga bagi pembuat kebijakan, pelaku usaha, dan masyarakat sipil dalam upaya membangun Indonesia yang lebih hijau dan berkelanjutan.
"Kolaborasi lintas sektor dan keterlibatan generasi muda merupakan kunci utama dalam mencapai target-target transisi energi di masa depan," tutupnya.