Listrik Indonesia | Anggota Komisi VII DPR RI, Dyah Roro Esti, mengungkapkan keyakinannya bahwa Menteri ESDM, Bahlil Lahadalia, memiliki kemampuan untuk membuat terobosan kebijakan yang dapat meningkatkan status laporan keuangan Kementerian ESDM. Saat ini, laporan tersebut mendapatkan predikat wajar dengan pengecualian (WDP).
Dalam pernyataannya di Jakarta pada hari Jumat, Roro menyoroti bahwa status ini merupakan penurunan dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya. Oleh karena itu, Kementerian ESDM perlu bekerja keras untuk mengembalikan status tersebut menjadi wajar tanpa pengecualian (WTP).
"Hal ini tentu menjadi tantangan bagi Menteri ESDM yang baru, Bapak Bahlil Lahadalia, di awal masa jabatannya, mengingat status WDP yang diperoleh," ujarnya dalam rapat kerja bersama Menteri ESDM Bahlil Lahadalia di Ruang Rapat Komisi VII DPR, Jakarta, yang membahas Laporan Keuangan Pemerintah Pusat APBN 2023.
Di sisi lain, Roro memberikan apresiasi kepada Menteri ESDM yang meskipun baru menjabat, sudah menunjukkan adaptasi yang cepat dengan terlibat dalam Komunitas Lintas Negara ASEAN untuk Zero Emission (AZEC), yang membahas transisi energi dan upaya pengurangan emisi karbon.
Roro juga menekankan pentingnya pendekatan konsep people, planet, profit (3P) untuk mencapai tujuan besar yang diharapkan.
"Indonesia harus mengutamakan konsep people, planet, profit, karena selain pertumbuhan ekonomi yang harus dijamin, kita juga perlu menjaga kelestarian lingkungan hidup agar target-target besar bisa tercapai di masa depan," tambahnya.
Roro juga menyoroti beberapa masalah yang menjadi pekerjaan rumah bagi Kementerian ESDM, termasuk praktik pertambangan ilegal yang dapat mengurangi penerimaan negara dari royalti tambang melalui Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP).
Target lifting minyak mentah juga menjadi perhatian karena belum tercapai dan cenderung menurun, sementara target satu juta barel per hari pada tahun 2030 masih menjadi tantangan besar.
Roro mengajak SKK Migas untuk mempertimbangkan kembali target lifting tersebut.
"Saat ini, kita masih jauh dari target. Saat ini angka lifting minyak berada di 576 ribu barel per hari, sementara targetnya adalah 635 ribu barel per hari. Target satu juta barel per hari pada tahun 2030 perlu dikaji ulang, dan SKK Migas harus berperan lebih aktif dalam pengawasan," jelasnya saat rapat kerja.
Roro yakin bahwa dengan kehadiran Menteri ESDM yang baru, berbagai terobosan dapat dilakukan untuk mempercepat transisi energi.
Menurutnya, sektor energi adalah salah satu penyumbang terbesar emisi karbon, sehingga upaya untuk menurunkan emisi harus menjadi prioritas. Ia juga mengingatkan bahwa Indonesia telah menandatangani Perjanjian Paris yang menargetkan pengurangan emisi karbon, dengan peningkatan target dari 23 persen menjadi 32 persen secara mandiri.
Meskipun demikian, Roro tetap yakin bahwa Menteri ESDM memiliki kemampuan untuk membawa perubahan positif di masa mendatang.