Keberlanjutan Insentif Kendaraan Listrik di Tangan Prabowo

Keberlanjutan Insentif Kendaraan Listrik di Tangan Prabowo
Presiden terpilih, Prabowo Subianto. (Dok: @prabowo)

Listrik Indonesia | Direktur Jenderal Industri Agro Kementerian Perindustrian, Putu Juli Ardika mengatakan bahwa kelanjutan atau penghentian insentif kendaraan listrik akan diputuskan oleh pemerintahan baru di bawah kepemimpinan Prabowo. Hal tersebut ia ungkapkan beberapa waktu yang lalu.

"Iya (akan diputuskan pemerintahan Prabowo-Gibran), di antaranya itu,” ungkapnya.

Salah satu produsen kendaraan listrik yang diuntungkan oleh kebijakan insentif ini adalah BYD. 

Head of Marketing, PR & Government BYD Indonesia, Luther Panjaitan mengatakan bahwa BYD telah memanfaatkan insentif ini untuk mempercepat proses transformasi elektrifikasi di Indonesia, dan kelanjutan insentif tersebut sangat penting bagi rencana investasi jangka panjang BYD di Tanah Air. Hal tersebut ia ungkapkan Luther di Summarecon Mall Bekasi, Senin (07/10/2024)

"Di beberapa negara yang kami masuk, salah satu faktor utama yang bisa mempercepat transformasi elektrifikasi adalah kepemimpinan atau me-manage yang baik dari pemerintah. Artinya pemerintah bertanggung jawab terhadap keberlangsungannya. Di dalamnya lewat kebijakan seperti insentif, tax holiday, diskusi secara G2B, itu dilakukan termasuk di Indonesia," jelasnya.

BYD sendiri berencana menggelontorkan investasi besar senilai Rp 16 triliun dengan membangun pabrik di Kawasan Industri Subang Smartpolitan. 

"Salah satu yang saya lihat kunci keberhasilan beberapa negara adalah konsistensi policy karena investasi butuh konsistensi dan saya government relations BYD motor Indonesia, dan saya lihat betul bagaimana pemerintah kita sangat serius, itu hal sangat baik yaitu pengurangan subsidi BBM, pengurangan emisi karbon di negara kita," ujarnya.

"Jadi pergantian pemerintahan pun menurut kami bukan jadi suatu alasan untuk ganti policy yang sudah ada. Malah keinginan kami terus konsolidasi untuk peningkatan atau pengembangan policy yang lebih baik," jelasnya.

BYD, meski belum mulai membangun pabrik di Indonesia, telah berkomitmen untuk merakit kendaraannya secara lokal melalui pembangunan fasilitas manufaktur. 

"Setelah melihat adopsinya semakin baik menjadi hal yang gak mungkin policy ini dihilangkan atau dikurangkan. Karena sudah melalui kajian-kajian internasional juga. BYD berinvestasi cukup besar sudah mempertimbangkan hal itu, termasuk jangka panjang pergantian pemerintah," pungkasnya.

Ikuti ListrikIndonesia di GoogleNews

#kendaraan listrik

Index

Berita Lainnya

Index