Listrik Indonesia | PT PLN (Persero) terus memperkuat komitmennya dalam mendukung peran perempuan untuk mencapai kinerja perusahaan yang lebih baik. Hal ini diungkapkan oleh Direktur Keuangan PLN sekaligus Ketua Umum Srikandi PLN, Sinthya Roesly, dalam acara Srikandi Leadership Series 1 bertema "Implementasi Respectful Workplace Policy dan Employee Wellbeing Program" di Jakarta, Jumat (04/10).
Menteri Luar Negeri RI, Retno Marsudi, yang turut hadir secara virtual, berbagi pengalaman selama 10 tahun berkarir di dunia diplomasi. Sebagai Menlu perempuan pertama di Indonesia, ia telah menjadi inspirasi bagi banyak perempuan untuk meraih peran penting dalam diplomasi dan kepemimpinan.
"Saya membuktikan bahwa perempuan bisa memimpin di bidang diplomasi, meski kerap dianggap sebagai ‘dunia laki-laki’. Kita perlu berani mengejar impian dan pantang menyerah meski menghadapi tantangan," ujar Retno.
Di sisi lain, Deputi Bidang Manajemen Sumber Daya Manusia, Teknologi, dan Informasi Kementerian BUMN, Tedi Bharata, menyatakan bahwa peningkatan jumlah perempuan di posisi direktur BUMN menjadi salah satu fokus utama kementerian. Sejak 2019, persentase perempuan yang menjabat sebagai direktur BUMN naik dari 6 persen menjadi 23 persen pada tahun ini.
"Kami akan terus mendorong perempuan berkualitas untuk mendapatkan peluang karir yang lebih baik. Jika dukungan ini diberikan dari kementerian hingga ke perusahaan, pemberdayaan perempuan dan kepemimpinan perempuan bukan sekadar mimpi," tutur Tedi.
Sinthya Roesly menegaskan bahwa Srikandi PLN berperan aktif dalam mengembangkan kebijakan yang mendukung keterlibatan perempuan di seluruh lini perusahaan. Ini termasuk implementasi kebijakan Pengarustamaan Gender, lingkungan kerja yang aman, bebas kekerasan dan diskriminasi, serta program-program seperti Respectful Workplace Policy (RWP) dan Employee Wellbeing Program (EWP).
"Saat membangun kebijakan, kita perlu memiliki mindset, kapabilitas, dan daya pandang yang luas. Srikandi harus mampu mendukung perusahaan dalam mengimplementasikan RWP dan EWP di semua lini bisnis," ujar Sinthya.
Menurut Sinthya, peran Srikandi PLN bukan hanya membantu manajemen dalam menyusun kebijakan, tetapi juga memastikan keberlanjutan dari program-program tersebut.
"Kami di Srikandi terlibat dalam penyusunan kebijakan dan advokasi, serta membantu memastikan implementasi program keberlanjutan untuk meningkatkan rating Environmental, Social, and Governance (ESG)," jelasnya.
Sejalan dengan hal tersebut, PLN telah menunjukkan komitmennya terhadap pengarusutamaan gender melalui pernyataan CEO Statement of Support for the Women’s Empowerment Principles yang diumumkan secara publik pada platform United Nations Global Compact (UNGC) tahun 2021. Pada 2022, PLN juga menerbitkan Statement of Corporate Intent (SCI) yang menegaskan kebijakan Pengarustamaan Gender, disertai dengan pembuatan SOP terkait penerapannya di seluruh kebijakan dan strategi sumber daya manusia.
Sinthya juga mengungkapkan bahwa PLN akan terus meningkatkan jumlah perempuan di jajaran manajemen. Hal ini merupakan bagian dari upaya perusahaan untuk memberikan ruang yang setara bagi Srikandi PLN dalam berkarya dan berkontribusi bagi perusahaan.
"Saat ini, jumlah perempuan di manajemen sekitar 15 persen, dan harapannya dapat mencapai target 25 persen seperti yang ditetapkan oleh Kementerian BUMN," ungkapnya.
Srikandi Leadership Series 1 menjadi bagian dari inisiatif strategis Srikandi BUMN dalam mendorong pemberdayaan perempuan di lingkungan BUMN. Acara ini dihadiri oleh perwakilan dari Kementerian BUMN dan Srikandi dari berbagai BUMN di Indonesia, dengan tujuan menciptakan lingkungan kerja yang sehat, inklusif, dan bebas diskriminasi.
Melalui kegiatan ini, Srikandi BUMN ingin membangun budaya organisasi yang saling menghormati dan menempatkan kesejahteraan karyawan sebagai prioritas utama.