Current Date: Minggu, 08 Desember 2024

PLN Siap Dukung Investasi Berkelanjutan dengan Energi Bersih

PLN Siap Dukung Investasi Berkelanjutan dengan Energi Bersih
Tampilan Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Ulubelu di Lampung berkapasitas 110 megawatt (MW). PLTP ini juga menjadi salah satu pembangkit PLN yang berkontribusi terhadap layanan REC.

Listrik Indonesia | PT PLN (Persero) berkomitmen mendukung pemerintah dalam menciptakan ekosistem investasi berkelanjutan guna mempercepat pertumbuhan ekonomi nasional. Salah satu wujud komitmen tersebut adalah melalui layanan berbasis Energi Baru dan Terbarukan (EBT) dengan konsep Green Energy as a Service (GEAS) untuk memenuhi kebutuhan industri dengan energi bersih.

Menteri Investasi sekaligus Kepala BKPM, Rosan Roeslani, menyatakan bahwa investasi berkelanjutan akan menjadi kunci bagi Indonesia dalam mencapai target pertumbuhan ekonomi sebesar 8%, sejalan dengan visi Presiden terpilih Prabowo Subianto. Rosan menekankan bahwa arah investasi harus berfokus pada ekspor dan keberlanjutan, mengingat tren global saat ini semakin menuntut penerapan praktik bisnis ramah lingkungan.

"Kami menginginkan investasi yang berorientasi ekspor dan dijalankan secara berkelanjutan. Ini menjadi tuntutan pasar, dan kita harus mampu memenuhinya," ujar Rosan dalam acara Kompas100 CEO Forum 2024 di Istana Garuda, Ibu Kota Nusantara (IKN) pada Jumat (11/10). Ia juga mengungkapkan bahwa pemerintah akan mendorong pembangunan kawasan industri berbasis energi bersih di masa depan sebagai bagian dari strategi investasi berkelanjutan Indonesia.

Sejalan dengan arah kebijakan tersebut, Direktur Utama PLN, Darmawan Prasodjo, menyatakan bahwa PLN siap mendukung penuh visi pemerintah melalui pasokan listrik yang ramah lingkungan. PLN menawarkan Renewable Energy Certificate (REC), sebuah layanan yang memungkinkan pelanggan industri memperoleh sertifikat resmi atas penggunaan energi terbarukan yang diakui secara internasional.

"Melalui layanan ini, kami mendukung investasi berkelanjutan dan turut berkontribusi dalam mencapai target Net Zero Emissions (NZE) pada 2060," kata Darmawan. Ia juga menjelaskan bahwa pasokan listrik GEAS PLN berasal dari pembangkit EBT dan telah digunakan oleh banyak perusahaan nasional maupun global.

Setiap transaksi REC menjamin bahwa listrik yang digunakan berasal dari sumber nonfosil. Sampai September 2024, PLN mencatat 9.776 transaksi dengan total penjualan 4,01 juta MWh, naik signifikan dibanding periode yang sama tahun 2023 dengan 2.554 transaksi dan penjualan 2,33 juta MWh.

Darmawan menambahkan bahwa PLN terus meningkatkan kapasitas pembangkit EBT guna memenuhi permintaan energi bersih. Tahun ini, PLN menambah dua pembangkit baru sebagai sumber REC, yakni Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Ulumbu di Nusa Tenggara Timur dan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Orya Genyem di Papua.

Dengan tambahan tersebut, PLN kini mengoperasikan delapan pembangkit yang mendukung layanan REC dengan total kapasitas produksi 4,7 juta unit REC atau 4,7 TWh per tahun. Beberapa pembangkit lain yang juga telah beroperasi adalah PLTP Ulubelu, PLTA Cirata, PLTP Kamojang, PLTM Lambur, PLTA Bakaru, dan PLTP Lahendong.

Darmawan menegaskan bahwa PLN akan terus memperluas kapasitas energi bersih agar dapat memenuhi kebutuhan industri yang semakin tinggi. Ia menekankan pentingnya sinergi antara sektor energi dan industri untuk mendukung transisi menuju ekonomi rendah karbon.

"Kami berkomitmen menyediakan energi bersih dan andal bagi industri, sekaligus mempercepat transisi energi di Indonesia. Ini adalah langkah konkret PLN dalam mendukung ekosistem investasi berkelanjutan dan pertumbuhan ekonomi nasional," pungkas Darmawan.

Ikuti ListrikIndonesia di GoogleNews

#PLN

Index

Berita Lainnya

Index