Listrik Indonesia | PT PLN (Persero) beberapa waktu lalu meresmikan 21 unit Green Hydrogen Plant (GHP) yang tersebar di seluruh Indonesia, termasuk salah satunya di PLTU Pangkalan Susu, Sumatera Utara. Peresmian ini menandai langkah penting PLN dalam mengembangkan teknologi energi hijau dengan produksi hidrogen mencapai 199 ton per tahun, naik dari 51 ton sebelumnya. PLN pun berhasil mencatat prestasi sebagai perusahaan dengan GHP terbanyak di Asia Tenggara.
PLTU Pangkalan Susu berlokasi di Kecamatan Pangkalan Susu, Kabupaten Langkat, Sumatera Utara. Pembangkit ini mulai beroperasi dengan dua unit pembangkit utama, yaitu Unit 1 dan Unit 2, masing-masing berkapasitas 200 MW. Unit-unit ini berfungsi sebagai tulang punggung dalam sistem kelistrikan Sumatera Bagian Utara. Pada tahun 2019, PLTU ini diperluas dengan penambahan Unit 3 dan Unit 4, yang masing-masing memiliki kapasitas yang sama, 200 MW, sehingga total kapasitas terpasang mencapai 800 MW.
Spesifikasi dan Operasional
PLTU Pangkalan Susu Unit 3 dan Unit 4 dibangun di atas lahan seluas 105 hektare. Pembangkit ini mulai beroperasi pada Juni 2019 dan sejak itu mampu beroperasi dengan sangat andal.
Manajer Unit Pelaksana Proyek Pembangkit Sumatera 2, Achmad Huirullah menyampaikan bahwa hingga saat ini pembangkit tersebut belum mengalami gangguan serius, baik dari sisi internal maupun eksternal.
“Pembangkit ini andal, hingga saat ini belum pernah mengalami gangguan baik yang disebabkan oleh gangguan internal maupun eksternal. Beroperasinya PLTU Pangkalan Susu ini juga memperbaiki kualitas tegangan sistem khususnya pelanggan di Kabupaten Langkat,” ungkapnya.
Keandalan pembangkit ini juga berdampak langsung pada peningkatan kualitas tegangan listrik di wilayah sekitarnya, terutama untuk pelanggan di Kabupaten Langkat. Daya listrik yang dihasilkan oleh PLTU Pangkalan Susu disalurkan melalui jaringan transmisi 275 kV, menghubungkan Pangkalan Susu dengan Binjai dan memperkuat sistem kelistrikan Sumatera Bagian Utara.
Bahan Bakar dan Produksi Energi
PLTU Pangkalan Susu menggunakan batubara jenis low range dengan kalori sekitar 4.200 kcal/kg sebagai bahan bakar utama. Kebutuhan batubara rata-rata per unit adalah 2,16 juta metrik ton per tahun. Untuk menjaga keberlangsungan operasional, fasilitas ini dilengkapi dengan tempat penyimpanan batubara (coal storage) dan dermaga (jetty) yang mendukung pembongkaran batubara secara efisien.
Sejak awal beroperasi, PLTU Unit 3 dan 4 telah menyalurkan rata-rata daya sebesar 118,54 juta kWh per bulan ke sistem Sumatera Bagian Utara. Hingga Februari 2020, kedua unit ini telah menyuplai total energi sebesar 948,28 juta kWh, memberikan kontribusi signifikan bagi stabilitas pasokan listrik di wilayah tersebut.
PLTU Pangkalan Susu Unit 3 dan 4 dibangun oleh konsorsium Sinohydro Co. Ltd. dan PT Nusantara Energi Mandiri, dengan komponen lokal yang mencapai Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN) sebesar 40,22%. Ini menunjukkan dukungan PLTU terhadap program pemerintah dalam pemberdayaan industri nasional melalui penggunaan komponen lokal yang lebih besar dalam pembangunan infrastruktur strategis.