Listrik Indonesia | Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Yuliot Tanjung memaparkan tiga program prioritas dalam Kabinet Merah Putih di bawah kepemimpinan Prabowo Subianto. Ketiga prioritas tersebut mencakup ketahanan pangan, ketahanan energi, dan hilirisasi industri. Hal tersebut ia ungkapkan dalam peresmian 14 Penyalur BBM Satu Harga untuk klaster Maluku di Ternate Maluku Utara, Rabu (30/10/2024).
Dalam kesempatan itu, Yuliot menjelaskan pentingnya ketahanan pangan, di mana pemerintah berkomitmen menyediakan pasokan pangan yang cukup, terjangkau, dan berkualitas bagi masyarakat.
"Yang pertama adalah ketahanan pangan. Bagaimana kita bisa menyediakan pangan yang cukup bagi masyarakat dan juga harga yang terjangkau bagi masyarakat dan juga kualitas pangan itu sendiri," ungkapnya.
Fokus kedua, menurut Yuliot, adalah ketahanan energi. Ia menyoroti penurunan produksi minyak dalam negeri yang kini hanya sekitar 600 ribu barel per hari, padahal konsumsi minyak mencapai 1,5 juta barel. Akibatnya, Indonesia harus mengimpor sekitar 900 ribu barel per hari untuk menutupi kebutuhan.
"Untuk energi baru dan terbarukan ini, sumbernya itu bisa berasal dari bahan bakar nabati. Kemudian juga bisa berasal dari pengembangan teknologi diantaranya itu adalah kendaraan listrik dimana kalau untuk ekosistem kendaraan listrik, bahan bakunya untuk di Maluku Utara sangat tersedia," tambahnya.
Prioritas ketiga adalah program hilirisasi. Yuliot mencontohkan keberhasilan Maluku Utara dalam mengolah bijih nikel menjadi produk jadi, seperti nikel dan kobalt untuk baterai kendaraan listrik. Investasi hilirisasi ini berhasil menarik Rp 55 triliun dan berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi Maluku Utara sebesar 20,49% di tahun 2023.
"Jadi kalau tahun 2022 itu justru lebih tinggi lagi sekitar 24% lebih, ya tentu ini merupakan suatu dampak dari program hilirisasi," pungkasnya.
