Listrik Indonesia | PT PLN (Persero) baru saja meluncurkan program Gerakan Tertib Arsip (GEMAR) serta aplikasi New E-Arsip dalam upaya meningkatkan pengelolaan arsip secara modern dan digital. Acara ini berlangsung di Kantor Pusat PLN, Jakarta, dihadiri oleh pejabat tinggi, termasuk Kepala Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI), Imam Gunarto, yang menyampaikan apresiasi atas komitmen PLN dalam menjaga ketertiban arsip melalui transformasi digital.
Imam Gunarto menyebutkan bahwa langkah PLN dalam menerapkan manajemen arsip digital adalah contoh yang membanggakan. “PLN sejak lama dikenal sebagai pelopor dalam pengelolaan arsip yang baik, dan transformasi ini menunjukkan komitmen kuat mereka terhadap tertib arsip dan kemajuan teknologi,” ungkapnya.
Sebagai bagian dari acara tersebut, PLN juga menyerahkan arsip bersejarah perusahaan kepada ANRI. Imam menegaskan, penyerahan arsip ini memiliki nilai sejarah yang besar, memastikan jejak perjalanan PLN tetap terdokumentasi bagi generasi mendatang.
Kepala Badan Pemulihan Aset Kejaksaan Agung RI, Amir Yanto, turut menyoroti pentingnya digitalisasi dalam memastikan keamanan aset-aset PLN yang tersebar di seluruh Indonesia. Menurut Amir, digitalisasi akan mempermudah legalisasi lebih dari 100 ribu aset yang selama ini dikelola secara manual. "Dengan sistem digital, setiap aset di seluruh pelosok negeri akan lebih mudah dilacak dan diakui keabsahannya,” jelasnya.
Direktur Utama PLN, Darmawan Prasodjo, menekankan bahwa transformasi ini adalah bagian dari upaya perusahaan untuk masuk dalam daftar Global Fortune 500. Menurut Darmawan, digitalisasi arsip memungkinkan proses bisnis PLN menjadi lebih cepat dan efisien, selaras dengan era disrupsi digital.
“Digitalisasi arsip adalah pondasi baru dalam tata kelola kami. Melalui platform digital, bisnis yang dulunya berbelit kini bisa menjadi lebih efisien dan tangkas,” ungkap Darmawan. Ia menambahkan bahwa transformasi ini telah meningkatkan kepemilikan sertifikat lahan dari 28% menjadi hampir 80% dalam empat tahun terakhir.
PLN juga memperkenalkan aplikasi New E-Arsip yang dilengkapi teknologi AI dan OCR untuk mengotomatiskan pengelolaan dokumen, serta fitur tanda tangan digital yang sudah diterapkan pada level direksi. Executive Vice President General Affairs and Property Assets PLN, Arsyadany G. Akmalaputri, menjelaskan bahwa PLN memiliki peta jalan lima tahun untuk menyempurnakan pengelolaan arsip.
Arsyadany menambahkan bahwa transformasi digital ini telah meningkatkan produktivitas hingga 30% dan menurunkan waktu pemrosesan dokumen sebesar 80%. PLN juga berencana mengurangi ruang penyimpanan arsip hingga 20%, dengan potensi penghematan biaya hingga Rp3,65 miliar dalam lima tahun ke depan.
“Melalui transformasi ini, kami tidak hanya meningkatkan efisiensi, tetapi juga menciptakan nilai ekonomi yang signifikan untuk perusahaan. Pada tahun 2027, PLN menargetkan integrasi penuh E-Arsip di seluruh unit,” jelas Arsyadany.
Transformasi yang dilakukan PLN ini menegaskan langkah progresif mereka dalam menjawab tantangan era digital, sekaligus mewujudkan tata kelola arsip yang andal untuk masa depan.