Listrik Indonesia | Nicke Widyawati, yang pertama kali ditunjuk sebagai Pelaksana Tugas Direktur Utama pada April 2018 dan diresmikan melalui RUPS pada Agustus 2018, merupakan figur yang visioner dalam memimpin Pertamina. Selama enam tahun masa jabatannya, Nicke telah membawa berbagai inovasi dan kebijakan strategis yang memerkuat posisi Pertamina, baik di pasar domestik maupun internasional.
Berikut adalah sepuluh capaian utama yang diwariskannya, yang tidak hanya berdampak besar pada perusahaan tetapi juga pada industri energi nasional.
1. Penghapusan BBM Premium dan Pengembangan Bahan Bakar Lebih Ramah Lingkungan
Untuk meningkatkan kualitas bahan bakar yang lebih ramah lingkungan, Pertamina di bawah Nicke menghentikan penjualan Premium (RON 88) dan fokus pada BBM berkualitas lebih tinggi seperti Pertalite (RON 90). Langkah ini menjadikan Pertalite sebagai pilihan utama masyarakat, dengan proyeksi penjualan mencapai 31,7 juta kiloliter pada 2024.
2. Modernisasi Kilang dengan Refinery Development Master Plan (RDMP)
Nicke memimpin pengembangan proyek RDMP dan pembangunan kilang baru, seperti Proyek Langit Biru Cilacap dan RDMP Balikpapan. Modernisasi ini diharapkan mengurangi ketergantungan Indonesia pada impor BBM hingga 100 ribu barel per hari pada 2025, memerkuat ketahanan energi nasional.
3. Pengambilalihan Blok Rokan dari Chevron
Salah satu pencapaian penting Nicke adalah keberhasilan Pertamina mengambil alih Blok Rokan dari Chevron pada 2021. Kini, blok ini menjadi penyumbang terbesar produksi minyak nasional dengan output sekitar 160 ribu barel per hari, memperkuat dominasi Pertamina di sektor migas.
4. Ekspansi Global PT Pertamina International Shipping (PIS)
Di bawah kepemimpinannya, PT Pertamina International Shipping (PIS) memperluas jangkauan dengan 65 rute internasional serta membuka kantor di Singapura dan Dubai. Langkah ini mendorong PIS untuk lebih kompetitif di pasar global, dengan rencana ekspansi lebih lanjut ke Eropa.
5. Merger PGN dan Pertagas
Pada 2018, PGN resmi menjadi anak usaha Pertamina sekaligus Subholding Gas yang kemudian mengakuisisi Pertagas. Konsolidasi ini memperkuat daya saing Pertamina dalam sektor gas, khususnya melalui optimalisasi aset strategis di seluruh negeri.
6. IPO PT Pertamina Geothermal Energy (PGEO)
Pada 25 Februari 2023, PT Pertamina Geothermal Energy (PGEO) resmi melantai di Bursa Efek Indonesia. Langkah ini adalah bagian dari strategi Pertamina untuk meningkatkan portofolio energi terbarukan, memperkuat posisi perusahaan dalam transisi energi nasional.
7. Peningkatan Peringkat ESG (Environmental, Social, and Governance)
Pertamina mencatatkan diri sebagai pemimpin dalam peringkat ESG untuk sub-industri Integrated Oil and Gas pada 2023. Keberhasilan ini mencerminkan upaya Nicke dalam menerapkan prinsip keberlanjutan yang berdampak positif bagi lingkungan dan masyarakat sekitar.
8. Pengurangan Impor Solar dan Avtur
Sejak 2019, Pertamina berupaya menekan impor solar dan avtur melalui peningkatan pencampuran biodiesel. Kebijakan ini menunjukkan komitmen perusahaan menuju kemandirian energi sekaligus mendukung target emisi rendah karbon nasional.
9. Transformasi Organisasi dengan Enam Subholding
Pada September 2021, Pertamina meresmikan enam Subholding sebagai langkah menyederhanakan struktur organisasi dan meningkatkan efisiensi operasional. Transformasi ini sejalan dengan pembentukan Holding BUMN Migas yang dimulai pada 2018 dan menjadi landasan penting untuk Pertamina ke depan.
10. Peluncuran BBM Rendah Karbon
Nicke turut memerkenalkan Pertamax Green 95 pada 2023, sebuah BBM rendah karbon yang menjadi alternatif bahan bakar ramah lingkungan. Pertamina juga berhasil memproduksi Sustainable Aviation Fuel (SAF) berbasis sawit di Kilang Cilacap, memperkuat komitmen perusahaan dalam menyediakan solusi energi berkelanjutan.
Kepemimpinan Nicke Widyawati di Pertamina telah mengukir sejarah yang mendalam. Sepuluh capaian ini hanyalah sebagian dari berbagai inisiatif yang ia dorong untuk membawa Pertamina ke arah yang lebih inovatif, tangguh, dan berkelanjutan.