Listrik Indonesia | Meski harga batu bara di pasar ekspor kerap menggiurkan, PT Tiga Daya Energi (TDE) memilih langkah yang lebih strategis dengan memprioritaskan pasokan untuk kebutuhan dalam negeri. Keputusan ini, menurut Direktur TDE, Andini Manda Patria, menunjukkan komitmen perusahaan dalam mendukung ketahanan energi nasional di tengah godaan keuntungan besar dari pasar global.
“Dulu, kami sempat melakukan ekspor. Sebagai trader, tentu ada godaan untuk ekspor saat harga sedang tinggi. Namun, kami memahami pentingnya mendahulukan kebutuhan domestik,” ungkapnya, dikutip dari Majalah Edisi Listrik Indonesia, Edisi 101.
Selain fluktuasi harga, Andini juga menyoroti tantangan teknis yang tak kalah krusial, seperti kondisi cuaca ekstrem dan gangguan akses logistik. Ia menjelaskan bahwa operasional sering terganggu ketika akses darat ditutup, baik karena cuaca buruk maupun kebijakan pemerintah daerah.
“Situasi seperti ini memaksa kami untuk terus mencari solusi alternatif demi menjaga kelancaran distribusi,” ujar Andini.
Untuk mengatasi hambatan ini, TDE memperkuat kerja sama dengan tambang mitra guna memastikan stok batu bara tetap terjaga sesuai kontrak.
Dalam upaya mendukung pergeseran ke Energi Baru Terbarukan (EBT), TDE juga mulai melirik potensi biomassa.
Meskipun regulasi dan infrastruktur masih kurang memadai jika dibandingkan sektor batu bara, Andini mengatakan biomassa dapat menjadi alternatif yang menjanjikan di masa depan.
“Ke depan, kami mungkin akan melihat peluang di sektor biomassa, namun masih diperlukan ketentuan yang lebih jelas terkait pasokan dan regulasi agar bisnis ini dapat berjalan stabil,” ujarnya.
Program co-firing PLN yang menargetkan penggunaan 10 juta ton biomassa menjadi peluang diversifikasi bagi TDE dalam mendukung bauran energi nasional yang lebih ramah lingkungan.