Listrik Indonesia | Dalam upaya mencapai target Net Zero Emission (NZE) pada 2060, Pemerintah Indonesia terus memperkuat aspek keamanan kendaraan listrik (EV) yang semakin berkembang di Tanah Air. Langkah ini dilakukan guna mendukung target pengurangan emisi karbon di sektor transportasi sekaligus meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap kendaraan listrik.
Kepala Balai Besar Survei dan Pengujian Ketenagalistrikan, Energi Baru, Terbarukan, dan Konservasi Energi, Harris Yahya, mengungkapkan bahwa pemerintah melalui Badan Standardisasi Nasional (BSN) telah mengeluarkan 38 Standar Nasional Indonesia (SNI) untuk kendaraan listrik. "Aspek keamanan harus menjadi perhatian utama. Standar yang sudah ada diharapkan dapat terus disempurnakan dan diimplementasikan secara ketat," jelas Harris dalam seminar yang diselenggarakan oleh Warta Ekonomi di Jakarta, Selasa (12/11/2024).
Harris juga menambahkan, selain menekan emisi karbon, peningkatan penggunaan kendaraan listrik akan mengurangi ketergantungan Indonesia pada bahan bakar fosil, yang selama ini memberikan beban pada Neraca Pembayaran.
Dukungan infrastruktur turut disampaikan oleh Executive Vice President Pengembangan Produk Niaga PT PLN, Ririn Rachmawardini. Menurut Ririn, hingga Oktober 2024, PLN telah membangun 2.151 Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) untuk kendaraan roda empat dan 9.956 SPKLU untuk roda dua yang tersebar di 1.503 lokasi. “Kami terus memperluas ekosistem ini agar semakin banyak masyarakat yang merasakan kemudahan dalam penggunaan kendaraan listrik. Sekarang sudah semakin banyak orang yang menjadikan EV sebagai kendaraan utama mereka,” ungkap Ririn.
Selain bekerja sama dengan mitra Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dan swasta, PLN juga melengkapi setiap stasiun pengisian dengan APAR Lithium Fire Killer serta menerapkan sistem manajemen K3 (Kesehatan dan Keselamatan Kerja). Layanan 24 jam melalui aplikasi PLN Mobile juga telah disediakan untuk membantu pengguna jika terjadi kendala di SPKLU.
Sekretaris Jenderal Asosiasi Ekosistem Mobilitas Listrik (AEML), Rian Ernest, menekankan pentingnya keselamatan dalam setiap kendaraan listrik yang diproduksi. “Di AEML, semua pihak sepakat bahwa keselamatan adalah prioritas yang tidak bisa ditawar. Kami berkomitmen untuk memastikan produk EV yang aman agar masyarakat semakin percaya untuk beralih dari kendaraan berbahan bakar fosil ke EV,” kata Rian.
Dukungan terhadap pembiayaan kendaraan listrik juga disampaikan oleh Ristiawan Suherman, Presiden Direktur PT CIMB Niaga Auto Finance (CIMB Niaga Finance). Hingga Oktober 2024, CIMB Niaga Finance telah membiayai 1.399 unit kendaraan listrik, didukung insentif pemerintah seperti PPN 1% dan relaksasi aturan balik nama yang memudahkan masyarakat untuk memiliki kendaraan listrik. “Insentif ini terbukti menarik minat nasabah dalam mengajukan pembiayaan EV,” tutup Ristiawan.
Dengan penguatan standar keamanan, pengembangan infrastruktur, dan dukungan finansial, diharapkan penggunaan kendaraan listrik di Indonesia dapat meningkat secara signifikan dalam waktu dekat, mendekatkan negara pada pencapaian target Net Zero Emission 2060.