Trump Jadi Mimpi Buruk Industri Kendaraan Listrik?

Trump Jadi Mimpi Buruk Industri Kendaraan Listrik?
Donald Trump. (Dok: @realdonaldtrump)

Listrik Indonesia | Terpilihnya Donald Trump sebagai Presiden Amerika Serikat (AS) disebut-sebut dapat menjadi ancaman besar bagi masa depan kendaraan listrik (EV) di Negeri Paman Sam. Rencana penghentian insentif yang mendukung sektor ini menjadi sorotan utama.

Trump dilaporkan berencana mencabut keringanan pajak sebesar $7.500 (sekitar Rp 119 juta) yang diberikan kepada konsumen pembeli EV. Kebijakan ini merupakan bagian dari agenda reformasi pajak yang lebih luas. Informasi tersebut berdasarkan data yang dihimpun oleh Listrikindonesia.com pada Sabtu (16/11/2024).

"Pencabutan subsidi, yang telah menjadi langkah penting dari Undang-Undang Pengurangan Inflasi (IRA) Presiden Joe Biden, sedang dibahas dalam rapat oleh tim transisi kebijakan energi yang dipimpin oleh pengusaha minyak miliarder Harold Hamm, pendiri Continental Resources, dan Gubernur North Dakota Doug Burgum," tulis media Sundaily.

Kebijakan ini diprediksi akan berdampak besar pada transisi kendaraan listrik di AS yang selama ini sudah menghadapi banyak tantangan. Bahkan, rencana ini dapat mengancam keberlangsungan pasar EV di negara tersebut, termasuk pemain besar seperti Tesla yang dimiliki oleh salah satu pendukung Trump, Elon Musk.

Meski begitu, Tesla tampaknya mendukung langkah kontroversial ini. Perwakilan Tesla dilaporkan telah menyampaikan kepada tim transisi Trump bahwa mereka tidak keberatan dengan penghentian subsidi.

Elon Musk pernah menyebut bahwa pencabutan subsidi mungkin akan sedikit mempengaruhi penjualan Tesla. Namun, ia percaya langkah ini bisa menjadi pukulan berat bagi kompetitor Tesla, termasuk produsen otomotif lama seperti General Motors.

Ikuti ListrikIndonesia di GoogleNews

#kendaraan listrik

Index

Berita Lainnya

Index