Listrik Indonesia | Kementerian Perindustrian terus mendorong penguatan daya saing industri nasional melalui berbagai ajang internasional. Salah satu langkah strategis adalah memfasilitasi partisipasi enam perusahaan wire dan kabel dalam negeri di pameran Wire and Cable Show Vietnam 2024, yang berlangsung di Hanoi pada 20-22 November 2024.
Direktur Industri Logam Kemenperin, Rizky Aditya Wijaya, menjelaskan bahwa keikutsertaan ini bertujuan untuk memperluas pasar, membangun kolaborasi global, serta menarik investasi. "Pameran ini menjadi momentum penting untuk mempromosikan industri wire dan kabel lokal yang telah memiliki Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) tinggi. Ini membuka peluang besar untuk memasuki rantai pasok global," ujarnya dalam keterangan resmi, Rabu (27/11/2024).
Berdasarkan data Asosiasi Pabrik Kabel Indonesia (Apkabel), industri kabel serat optik di Indonesia telah memiliki kemampuan dan kapasitas yang sangat baik. Industri ini mampu memproduksi berbagai jenis kabel, mulai dari kabel untuk instalasi dalam gedung, di udara, bawah tanah, hingga kabel bawah laut (submarine cable). Total kapasitas produksi saat ini mencapai 15 juta Skm (kilometer fiber) per tahun.
Semua proses manufaktur, mulai dari pewarnaan serat (coloring), penyusunan serat (tubing), pengikatan (stranding), pelapisan pelindung (armoring), hingga pembungkusan akhir (jacketing), sudah sepenuhnya dilakukan di dalam negeri. Rizky menekankan bahwa sektor ini merupakan bagian dari hilirisasi tembaga, yang menjadi prioritas pemerintah dalam meningkatkan nilai tambah bahan baku lokal. "Hilirisasi tembaga sejalan dengan Asta Cita Pemerintahan Presiden Prabowo Subianto, khususnya dalam memperkuat industrialisasi dan menciptakan nilai tambah di dalam negeri," jelasnya.
Industri kabel memegang peranan vital dalam berbagai sektor, seperti pembangunan gedung, perumahan, fasilitas ketenagalistrikan, dan konektivitas internet. "Keandalan sistem listrik dan komunikasi sangat bergantung pada kualitas kabel yang digunakan," tambah Rizky.
Ketua Umum Asosiasi Pabrik Kabel Listrik Indonesia (APKABEL), Noval Jamalullail, turut memberikan apresiasi atas dukungan Kemenperin dalam ajang ini. "Kami berterima kasih kepada Direktorat Industri Logam ILMATE yang telah memfasilitasi kehadiran Paviliun Indonesia di pameran ini," ungkapnya.
Pameran ini juga membuka peluang investasi baru. Dalam sesi business matching, perusahaan Vietnam menunjukkan minat untuk menanamkan modal di Indonesia dengan memanfaatkan skrap tembaga lokal. Investasi senilai USD 16 juta ini diharapkan dapat meningkatkan nilai tambah skrap tembaga yang selama ini banyak diekspor dalam bentuk mentah. Langkah ini tidak hanya menguntungkan bagi industri lokal tetapi juga mendukung strategi besar pemerintah dalam menciptakan ekosistem industri yang terintegrasi.