Listrik Indonesia | Menteri Perladangan dan Komoditi Malaysia, Johari Abdul Ghani mengapresiasi program Pemerintah Indonesia mengenai program Biodiesel 35 (B35) atau bahan bakar campuran solar dengan kelapa sawit sebanyak 35 persen. Hal tersebut ia ungkapkan dalam 12th Ministerial Meeting of Council of Palm Oil Producing Countries (CPOPC) di Jakarta, Jumat (29/11/2024).
Johari menilai langkah Indonesia dalam mencampur solar dengan 35 persen kelapa sawit sebagai inovasi yang efektif mengurangi emisi karbon dunia.
"Karenanya penggunaan biodiesel ini mesti diterima oleh dunia melalui palm oil karena dia telah menekan banyak carbon emission," ungkapnya.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Indonesia, Airlangga Hartarto, yang turut hadir dalam pertemuan tersebut, mengungkapkan bahwa program B35 telah menyumbang penghematan emisi karbon sebesar 32 juta ton CO2. Bahkan, jika program ini ditingkatkan menjadi B40, potensi penghematan bisa melampaui 40 juta ton CO2.
"Dan ini adalah kontribusi konkret Indonesia kepada dunia dan kontribusi konkret CPO kepada seluruh dunia. Untuk merawat dan mengurangi emisi karbon serta juga kita menjadi salah satu produsen, baik itu untuk kebutuhan makanan maupun untuk kebutuhan energi," ungkapnya.
"Untuk biodiesel B40, kami berkomitmen untuk memulai pada 1 Januari, dan kami sudah memutuskan volume tambahan untuk kuota. Saya pikir dengan skema saat ini, BPDP dapat membiayai kesenjangan di bawah harga CPO saat ini serta minyak dan gas," pungkasnya.