Listrik Indonesia | Pemerintah Indonesia tengah giat mendorong hilirisasi industri dan pemanfaatan energi terbarukan dalam rangka mendongkrak perekonomian negara. Dalam proses ini, peran perusahaan EPC (Engineering, Procurement, Construction) menjadi sangat krusial, terutama dalam hal pengembangan teknologi, perencanaan biaya investasi, serta dukungan terhadap proyek-proyek hilirisasi yang tengah dijalankan. Salah satu perusahaan yang konsisten berperan dalam hal ini adalah PT Rekayasa Industri (Rekind).
Sebagai perusahaan EPC yang telah beroperasi lebih dari empat dekade, Rekind memiliki kapabilitas dan sumber daya manusia yang mumpuni untuk ikut serta dalam memperkirakan potensi pasar, capital expenditure, serta waktu yang dibutuhkan oleh mitra strategis. Di tengah transformasi industri dan fokus pada energi terbarukan, Rekind turut berperan sebagai integrator teknologi, yang memungkinkan hasil riset untuk dapat diaplikasikan dalam skala industri.
Hilirisasi Energi Peluang untuk EPC
Hilirisasi sektor energi, terutama yang berkaitan dengan energi terbarukan, semakin menjadi perhatian utama pemerintah Indonesia dalam lima tahun terakhir. Salah satu tantangan terbesar dalam proses ini adalah bagaimana pemerintah dapat menentukan arah hilirisasi yang tepat. Tanpa masukan dari perusahaan EPC, yang sudah berpengalaman dalam bidang engineering dan pembangunan infrastruktur energi, hal ini bisa menjadi pekerjaan yang sangat sulit.
Menurut Yusairi, Direktur Operasi & Teknologi PT Rekayasa Industri, hilirisasi memang menjanjikan nilai tambah yang besar, baik dari segi ekonomi maupun keberlanjutan. Hilirisasi dalam sektor energi tidak hanya terbatas pada energi fosil, tetapi juga energi baru terbarukan (EBT) yang kini semakin diminati, mengingat Indonesia memiliki potensi besar di sektor geothermal, hydro, dan tenaga surya.
- Baca Juga IKPT Geber Proyek Geothermal Raksasa
Rekind: Menyongsong Transformasi dan Proyek Energi Terbarukan
PT Rekayasa Industri tidak hanya berfokus pada hilirisasi, tetapi juga bertransformasi untuk menghadapi tantangan industri yang terus berkembang. Salah satu langkah penting adalah fokus pada proyek dengan arus kas yang lebih cepat dan risiko yang lebih rendah, seperti skema proyek FEED (Front End Engineering Design), Engineering, dan Man Power Supply (MPS).
Rekind juga memanfaatkan peluang besar dalam pengembangan energi terbarukan, khususnya geothermal. Perusahaan ini telah berperan penting dalam membangun sekitar 60% fasilitas geothermal di Indonesia, yang berkontribusi signifikan terhadap kapasitas megawatt terpasang negara. Dengan dukungan penuh terhadap transisi energi, Rekind siap untuk berperan lebih besar dalam membangun infrastruktur energi yang ramah lingkungan.
Salah satu proyek besar yang sedang dikerjakan oleh Rekind adalah Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Rantau Dedap di Sumatera Selatan, dengan kapasitas 90,9 MW. Meskipun medan yang dihadapi cukup sulit dan keras, Rekind berhasil menunjukkan kinerja terbaiknya, sekaligus membuktikan bahwa perusahaan EPC Indonesia memiliki kemampuan untuk menangani proyek-proyek besar di sektor energi.
Transformasi bisnis yang sedang dijalani Rekind menunjukkan betapa pentingnya perusahaan EPC dalam mendukung hilirisasi dan pengembangan sektor energi terbarukan. Dengan kapasitas dan pengalaman yang dimiliki, Rekind dan perusahaan EPC lainnya di Indonesia dapat memberikan kontribusi besar dalam menciptakan solusi berkelanjutan yang tidak hanya mendorong pertumbuhan ekonomi, tetapi juga mendukung transisi energi yang lebih hijau dan ramah lingkungan.
Penting bagi pemerintah untuk terus melibatkan sektor EPC dalam setiap perencanaan proyek hilirisasi dan energi terbarukan. Hanya dengan kolaborasi yang erat antara pemerintah, industri, dan perusahaan EPC, Indonesia dapat mewujudkan tujuan besar dalam memperkuat ketahanan energi, meningkatkan daya saing industri, dan menjaga keberlanjutan sumber daya alam bagi generasi mendatang.