Listrik Indonesia | PT Freeport Indonesia (PTFI) sedang melakukan renegosiasi terkait ekspor konsentrat tembaga dengan Pemerintah RI. Hal ini disebabkan oleh belum terselesaikannya perbaikan pasca-insiden kebakaran di pabrik asam sulfat smelter PTFI yang berlokasi di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Gresik, pada Senin, 14 Oktober 2024.
Presiden Direktur PTFI, Tony Wenas, menjelaskan bahwa dua hal yang dinegosiasikan adalah tambahan kuota ekspor untuk tahun 2024 serta perpanjangan izin ekspor hingga smelter PTFI kembali beroperasi.
”Ini tambahan kuota ekspor untuk tahun ini, tahun 2024 yang tinggal sebulan lagi ini,” ujar Tony saat ditemui Listrik Indonesia pada acara Indonesia Mining Summit, Rabu (04/12/2024).
Pada tahun 2024, PTFI mendapatkan izin ekspor konsentrat tembaga sebesar 840 ribu Wet Metric Ton (WMT) hingga akhir tahun. Dengan demikian, tambahan kuota ini akan menambah volume ekspor yang telah ada.
Selain itu, PTFI juga mengajukan perpanjangan izin ekspor hingga smelter mereka kembali beroperasi.
”Kalau yang tahun 2025-nya, ya karena kita kan smelternya terjadi kecelakaan kebakaran, sehingga memang harus berhenti dulu dan kita harus perbaiki dulu itu sehingga memang diperlukan fleksibilitas untuk bisa ekspor di tahun 2025 sampai dengan smelter itu beroperasi kembali,” lanjutnya.
Ketika ditanya kapan smelter PTFI diperkirakan beroperasi kembali, Tony memperkirakan akan terjadi pada Juni 2025.
”Ini kita lagi menghitung, tapi mungkin diperkirakan mungkin sekitar 6 bulan lah,” tutup Tony Wenas. (KDR)