65 Tahun Diplomasi, Indonesia dan Jepang Siapkan Revolusi Energi Global

65 Tahun Diplomasi, Indonesia dan Jepang Siapkan Revolusi Energi Global
Sekjen KESDM, Dadan Kusdiana

Listrik Indonesia | Indonesia dan Jepang kembali menegaskan komitmen mereka untuk mencapai masa depan energi berkelanjutan dalam Indonesia-Japan Energy Forum (IJEF) ke-8 yang berlangsung di Bali baru-baru ini. Forum ini menjadi platform strategis bagi pemerintah dan pelaku industri dari kedua negara untuk menjalin kerja sama di sektor energi yang lebih erat, seiring dengan tantangan global menghadapi krisis iklim. 

Sekretaris Jenderal Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Dadan Kusdiana menyoroti pentingnya forum ini dalam memperkuat hubungan bilateral yang telah berlangsung lebih dari enam dekade. Dadan mengungkapkan bahwa kedua negara memiliki visi bersama untuk mencapai Net Zero Emission, yang tercermin dalam kebijakan nasional masing-masing. "Diskusi pada forum ini tidak hanya berfokus pada kebijakan, tetapi juga implementasi roadmap dan langkah nyata menuju dekarbonisasi," ujar Dadan. 

Dadan menekankan bahwa pemerintahan di bawah Presiden Prabowo Subianto mendukung visi besar "Indonesia Emas 2045" melalui misi kemandirian energi dan industrialisasi. Menurutnya, hilirisasi mineral strategis seperti nikel, bauksit, dan tembaga akan menjadi landasan untuk menciptakan nilai tambah dan mendukung pengembangan industri baterai yang kompetitif. 

Indonesia telah mencatat pencapaian signifikan dalam pengurangan emisi. Hingga 2023, negara ini berhasil menekan emisi sebesar 128 juta ton CO2 melalui pengembangan energi terbarukan, efisiensi energi, dan adopsi teknologi rendah karbon. Target ambisius 2030 juga telah ditetapkan, dengan pengurangan emisi hingga 915 juta ton CO2, di mana sektor energi menyumbang lebih dari 350 juta ton. 

"Melalui kolaborasi dengan Jepang, kami dapat memanfaatkan sumber daya mineral yang melimpah dan keahlian teknologi Jepang untuk mempercepat inovasi," tambah Dadan. 

Komitmen Jepang terhadap Transisi Energi 

Deputy Commissioner for International Affairs dari Kementerian Ekonomi, Perdagangan, dan Industri Jepang (METI), Masanori Tsuruda, memaparkan strategi Jepang menuju karbon netral pada 2050. Jepang berkomitmen untuk mengurangi emisi gas rumah kaca sebesar 46% pada 2030 dibandingkan 2013. Masanori juga menyoroti peran teknologi seperti Carbon Capture and Storage (CCS), energi nuklir, dan peningkatan kapasitas energi terbarukan sebagai komponen kunci dalam transisi energi. 

"Kami juga harus mengandalkan gas alam sebagai bahan bakar transisi yang penting, sementara batu bara akan mulai ditinggalkan secara bertahap," jelas Masanori. 

IJEF ke-8 bukan sekadar forum diskusi, tetapi juga wadah untuk merumuskan aksi nyata dalam menghadapi tantangan energi global. Dengan sinergi teknologi Jepang dan sumber daya Indonesia, kedua negara diharapkan mampu menjadi katalisator inovasi dan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan. 

"Kerja sama ini bukan hanya untuk memenuhi target nasional, tetapi juga untuk berkontribusi pada upaya global dalam memerangi perubahan iklim," tutup Dadan. 

Melalui kemitraan strategis ini, Indonesia dan Jepang menunjukkan bahwa tantangan transisi energi dapat diatasi dengan kolaborasi yang kuat, inovasi teknologi, dan visi bersama menuju dunia yang lebih hijau.

Ikuti ListrikIndonesia di GoogleNews

#Kementerian ESDM

Index

Berita Lainnya

Index