Listrik Indonesia | Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo menyampaikan bahwa transaksi charging kendaraan listrik di Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) melonjak signikan di momen Nataru tahun ini. Hal ini ia sampaikan saat meninjau kesiapan keandalan pasokan listrik di PLN Unit Induk Distribusi Jakarta Raya, Selasa malam (31/02/2024).
”Jadi peningkatan jumlah kendaraan listrik yang mudik itu meningkat 300 persen. Jadi 3 kali lipat. Sedangkan jumlah (transaksi) charging-nya, jadi jumlah transaksinya itu meningkat hampir 5 kali lipat. Jadi lonjakan yang luar biasa,” ungkapnya.
Pada Nataru tahun lalu, jumlah transaksi di SPKLU tercatat sebanyak 6.712 kali, sementara tahun ini melonjak menjadi 29.237 transaksi, atau meningkat 430%.
PLN telah memproyeksikan peningkatan jumlah pemudik pengguna kendaraan listrik dan mengambil langkah antisipatif dengan menyiagakan 3.069 unit SPKLU di 2.906 lokasi strategis di seluruh Indonesia.
Di jalur utama Trans Jawa-Sumatra, PLN menyediakan 500 unit SPKLU di 297 lokasi. Dengan jarak antar-SPKLU yang optimal, sekitar 23 kilometer, pemudik dapat dengan mudah mengakses fasilitas pengisian daya.
”Nah ini waktu (tahun lalu) antriannya bisa menjadi sangat panjang. Untuk itu kami menambah jumlah SPKLU sebanyak 8 kali lipat atau 800 persen dibanding jumlah SPKLU pada Nataru di tahun 2023-2024. Nah, untuk itu sampai malam ini kami terus mengecek memonitor jumlah antrian di setiap SPKLU dan alhamdulillah jadi selama H-5 sampai hari ini antriannya cukup terkendali,” ujarnya.
Selain jumlah transaksi, konsumsi energi listrik untuk pengisian daya kendaraan listrik juga meningkat drastis. Pada periode Nataru tahun lalu, konsumsi energi tercatat sebesar 139.335 kWh, sedangkan tahun ini melonjak menjadi 706.579 kWh, atau meningkat lebih dari 500%.
”Walaupun terjadi peningkatan tersebut, sejauh ini tidak ada laporan antrean yang signifikan di seluruh SPKLU selama periode Nataru. Hal tersebut karena kami telah meningkatkan jumlah SPKLU 8 kali lipat khusus pada (ruas tol) trans Sumatra-Jawa yang menjadi jalur utama mudik dari yang sebelumnya 64 unit SPKLU menjadi 500 unit SPKLU di lokasi-lokasi strategis, khususnya di rest area,” tambahnya.
Darmawan juga menjelaskan bahwa secara pararel pihaknya akan meningkatkan jumlah SPKLU menyusul periode mudik Idul Fitri 2025 yang akan datang tak jauh dari periode Nataru.
”Kami dalam proses ini secara paralel merancang penambahan dari SPKLU. Pada intinya adalah kami selalu memastikan bahwa saudara-saudara kita yang menggunakan mobil listrik bisa menggunakan mobil listriknya untuk mudik dengan nyaman tanpa adanya hambatan apapun,” tutup Darmawan. (KDR)
