Drama B40 Bakal Dipasarkan Maret 2025, Begini Ceritanya!

Drama B40 Bakal Dipasarkan Maret 2025, Begini Ceritanya!
Ilustrasi

Listrik Indonesia | Pemerintah telah mengumumkan bahwa bahan bakar diesel dengan campuran biodiesel berbasis minyak sawit sebesar 40 persen atau B40 resmi diberlakukan mulai 1 Januari 2025. Program ini merupakan langkah strategis dalam menekan impor solar dan mendukung energi berkelanjutan. Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia, menjelaskan bahwa keputusan ini juga disertai dengan penetapan target volume nasional sebesar 15,6 juta kilo liter (KL) per tahun. 

“Kami sudah memutuskan untuk meningkatkan dari B35 ke B40. Hari ini, kami umumkan bahwa implementasinya berlaku per 1 Januari 2025,” ujar Bahlil dalam konferensi pers di Jakarta, Jumat (4/1/2024). 

Manfaat Ekonomi 

Menurut Bahlil, implementasi B40 diharapkan menghemat devisa negara hingga USD 9,33 miliar atau sekitar Rp 147,5 triliun pada 2025. Selain itu, program ini membuka jalan untuk pengembangan biodiesel B50 yang direncanakan mulai diterapkan pada 2026. 

“Jika ini berjalan baik, kami optimis pada 2026 impor solar bisa dihentikan sepenuhnya,” tambahnya. 

Dari sisi lingkungan, Direktur Jenderal Energi Baru dan Terbarukan Kementerian ESDM, Eniya Listiani Dewi, mengungkapkan bahwa B40 mampu mengurangi emisi gas rumah kaca hingga 41,46 juta ton CO2e per tahun. Selain itu, program ini juga menciptakan nilai tambah crude palm oil (CPO) sebesar Rp 20,9 triliun dan membuka lapangan kerja bagi lebih dari 14 ribu tenaga kerja di sektor off-farm serta 1,95 juta di sektor on-farm. 

PT Pertamina (Persero) telah memastikan kesiapan dua kilang utama, Refinery Unit III Plaju di Palembang dan Refinery Unit VII Kasim di Papua, untuk memproduksi B40. Dalam distribusinya, sebanyak 7,55 juta KL akan dialokasikan untuk kategori Public Service Obligation (PSO), sementara 8,07 juta KL untuk non-PSO. 

“Distribusi B40 akan didukung oleh 24 Badan Usaha BBN dan 28 Badan Usaha BBM. Semuanya akan diproses dengan harga yang seragam, sesuai Harga Indeks Pasar biodiesel,” jelas Eniya. 

Masa Transisi B35 ke B40 

Meski B40 telah diberlakukan sejak Januari 2025, pemasarannya diproyeksikan baru dimulai Maret 2025. Hal ini disebabkan adanya masa transisi selama dua bulan untuk menghabiskan stok B35 yang masih tersedia. 

“Kami telah menggelar rapat bersama seluruh badan usaha untuk memastikan stok B35 habis pada akhir Februari 2025. Setelah itu, pemasaran B40 dapat dimulai,” kata Eniya. 

Selama masa transisi ini, pemerintah akan melakukan evaluasi secara berkala setiap tiga bulan untuk memastikan kualitas dan spesifikasi B40, seperti kandungan air, angka keasaman, dan monogliserida, sesuai standar. 

“Produsen sudah meningkatkan kualitas produksi untuk memenuhi standar. Namun, kami tetap akan memantau ketat, terutama pada titik penyerahan, agar spesifikasi tetap terjaga,” tutup Eniya. 

Implementasi B40 menjadi tonggak penting dalam perjalanan Indonesia menuju kemandirian energi. Selain mengurangi ketergantungan pada impor, program ini juga memperkuat posisi Indonesia sebagai produsen biodiesel terkemuka di dunia, sekaligus mendukung agenda energi berkelanjutan dan pengurangan emisi karbon. (KDR)

Ikuti ListrikIndonesia di GoogleNews

#B40

Index

Berita Lainnya

Index