Listrik Indonesia | Direktur Portofolio dan Pengembangan Usaha MIND ID, Dilo Seno Widagdo menyebut volume produksi konsentrat tembaga PT Freeport Indonesia (PTFI) senilai 1,7 juta ton tidak terserap. Hal ini menyusul tidak beroperasinya smelter baru PTFI di Java Integrated Industrial and Port Estate (JIIPE), Gresik, sejak terbakar pada Oktober 2024 lalu.
”Kalo konsentratnya kita itu dari 3 juta (ton), 1,3 juta (ton) nya ke PT Smelting, Gersik, Manyar. Yang 1,7 (juta ton) itu nanti ke JIIPE,” ucap Dilo saat ditemui Listrik Indonesia di gelaran MINDialogue, Kamis (09/01/2024).
Kata Dilo, volume tidak terserap sebesar 1,7 juta ton inilah yang selanjutnya menjadi alasan PTFI untuk mengajukan relaksasi impor ke Pemerintah RI.
”Yang bermasalah ini kan yang ke JIIPE. Jadi yang cuma yang 1,7 (yang diajukan). Yang 1,3 mah tetap,” lanjut Dilo.
Awalnya kata Dilo, pihaknya mengajukan relaksasi perizinan ekspor selama 1 tahun penuh. Namun demikian hal ini tidak digubris oleh Pemerintah. Sebaliknya Pemerintah mengharapkan agar Smelter yang terbakar tersebut sudah bisa beroperasi pada Juni 2025.
”Maka kita pingin juga bisa mendapatkan konsekuensi daripada force major itu kita ingin dapet juga bisa melakukan kegiatan ekspor. Nah ekspornya kita ngeliat dari sisi perbaikannya baru (bisa) Bulan Juni,” ungkap Dilo.
Pada Bulan Juni pun kata Dilo Smelter PTFI tersebut tidak bisa beroperasi secara penuh alias baru ramp-up sebesar 40% dari total kapasitas. ”Bulan Juni ramp up sampe Desember, mulai dari 40, 60, 80, sampe 100 (%),” papar Dilo.(KDR)
