Industri Beton Siap Bantu Wujudkan Proyek 3 Juta Rumah

Industri Beton Siap Bantu Wujudkan Proyek 3 Juta Rumah
Ilustrasi Percetakan Beton

Listrik Indonesia | Dalam upaya mendukung target pemerintah Indonesia untuk membangun 3 juta rumah setiap tahun, Asosiasi Perusahaan Pracetak dan Prategang Indonesia (AP3I) terus berinovasi untuk menghadirkan solusi efisien di sektor konstruksi. 

Dudung Maulana Textianto, Sekjen AP3I, berbicara mengenai perkembangan industri precast yang menjadi bagian penting dalam dunia beton Indonesia, dan bagaimana asosiasi ini beradaptasi dengan kebutuhan pasar dan tantangan besar yang dihadapi. 

Pada awal tahun 2025, Dudung menjelaskan bahwa AP3I telah melakukan berbagai upaya untuk memastikan kualitas dan efisiensi operasional anggota mereka. 
“Setiap perusahaan yang bergabung dengan AP3I wajib melalui proses monitoring dan evaluasi yang meliputi analisis laporan keuangan dan pengecekan langsung kapasitas produksi di lapangan. Kami memastikan bahwa kapasitas terpasang dan terutilisasi sesuai dengan kebutuhan pasar,” ujarnya. Jumat, (10/1). 

Sebagai informasi, industri pracetak beton di Indonesia saat ini telah mencapai sekitar 26 juta ton per tahun, meskipun pada 2019 sebelum pandemi, angka ini sempat menembus 38 juta ton. Efisiensi operasional menjadi perhatian penting bagi AP3I, di mana mereka tidak hanya menilai kapasitas produksi tetapi juga bagaimana proses produksi dijalankan, termasuk penggunaan tenaga kerja dan pengelolaan biaya. 

Lebih lanjut, Dudung juga mengungkapkan bahwa beberapa inovasi produk sudah mulai dikembangkan oleh anggota AP3I. Salah satunya adalah beton berdesain tinggi (High-Density Concrete) dengan kepadatan mencapai 4.800 hingga 5.300 kg/m3. Selain itu, produk beton berperforma tinggi (High-Performance Concrete) yang sedang dalam tahap pengembangan, berpotensi merubah desain konstruksi infrastruktur, seperti jembatan, dari panjang 30 meter menjadi 60 meter. Dengan menggunakan teknologi ini, jumlah girder yang digunakan bisa berkurang, yang berujung pada penghematan biaya dan waktu pembangunan yang lebih cepat. 

Di sisi lain, Dudung juga menyoroti upaya AP3I dalam menjamin kualitas produk anggotanya. “Kami tidak hanya memastikan kapasitas produksi, tetapi juga melakukan pembinaan terhadap mutu produk. Data operasional yang kami miliki membantu kami dalam pembinaan tenaga ahli dan terampil,” tuturnya. 

Terkait dengan kebijakan pemerintah, Dudung mengakui bahwa salah satu tantangan utama dalam mencapai target pembangunan 3 juta rumah per tahun adalah masalah pendanaan. “Anggaran dari APBN tidak cukup untuk mendukung proyek ambisius ini, namun kami yakin dengan gotong royong dan kolaborasi dengan sektor lain, termasuk pengusaha properti dan lembaga pembiayaan, kita bisa mencapainya,” jelas Dudung. 

Untuk mencapai keberhasilan dalam pembangunan rumah bagi masyarakat berpenghasilan rendah (MBR), AP3I fokus pada efisiensi biaya tanpa mengorbankan kualitas. Salah satu cara untuk menurunkan biaya produksi adalah dengan menggunakan bahan baku alternatif. Misalnya, penggantian pasir alam dengan agregat buatan (artificial aggregates) yang diproses dari material yang lebih ramah lingkungan. Selain itu, penggunaan mineral lain yang tidak menghasilkan karbon tinggi juga menjadi salah satu solusi untuk menurunkan emisi. 

Selain itu, untuk memastikan kualitas produk, AP3I tengah mengembangkan standar nasional Indonesia (SNI) untuk rumah moduler, yang akan menjadi acuan bagi pembangunan rumah yang lebih cepat, efisien, dan terjangkau. Dengan sistem modular, rumah yang sebelumnya tidak memiliki fasilitas dasar seperti dapur atau toilet, kini bisa dipenuhi dengan fasilitas yang memadai, menjamin masyarakat berpenghasilan rendah bisa menikmati hunian yang layak dengan kualitas terbaik. 

Dudung menutup perbincangan dengan harapan agar inovasi yang dihasilkan oleh industri pracetak dapat memberikan dampak positif bagi masyarakat dan pembangunan nasional. “Kami berkomitmen untuk mendukung program pemerintah dan memberikan solusi konstruksi yang efisien dan terjangkau bagi masyarakat Indonesia.”

Ikuti ListrikIndonesia di GoogleNews

#Industri

Index

Berita Lainnya

Index