Litrik Indonesia | Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL), yang menjadi strategi utama Pemerintah dan PLN untuk mempercepat transisi ke Energi Baru Terbarukan (EBT), terus mendapat perhatian serius. Pada Selasa (14/01/2024), Menteri BUMN Erick Thohir, Menteri ESDM Bahlil Lahadalia, Menteri Keuangan Sri Mulyani, dan jajaran petinggi PLN berkumpul di ruang Sarulla, Kementerian ESDM, untuk membahas kelanjutan dari RUPTL untuk periode 2025-2034.
Setelah sempat tidak memberikan keterangan resmi kepada media, Erick Thohir akhirnya membagikan informasi terkait pertemuan tersebut melalui akun Instagram-nya. Dalam unggahannya, Erick menjelaskan bahwa rapat ini bertujuan untuk memastikan keberlanjutan RUPTL PLN, yang akan menjadi landasan bagi perencanaan pasokan listrik di masa mendatang.
“Kami berdiskusi untuk memastikan RUPTL 2025-2034, yang akan menjadi pilar utama dalam transisi energi Indonesia,” ujar Erick dalam unggahan tersebut.
Erick menambahkan, Pemerintah memiliki komitmen kuat untuk menambah porsi EBT dalam RUPTL, dengan target 70% dari total kapasitas yang direncanakan. Hal ini merupakan bagian dari upaya besar dalam mendukung transisi energi, mengurangi ketergantungan pada energi fosil, dan menyediakan sumber daya yang lebih ramah lingkungan untuk generasi mendatang.
“Targetnya adalah peningkatan kapasitas listrik sebesar 71 GW, dengan 70% di antaranya berasal dari EBT. Ini adalah komitmen nyata kami untuk memastikan masa depan energi yang lebih hijau dan berkelanjutan,” tegasnya.
Wakil Menteri BUMN, Kartika Wirjoatmodjo, juga menyampaikan hal serupa pada akhir Desember 2024. Saat meninjau Posko Siaga Kelistrikan Nataru PLN UIP2B di Depok, Kartika mengungkapkan bahwa rapat final mengenai RUPTL antara Kementerian BUMN, ESDM, dan Keuangan akan digelar pada Januari 2025.
“Nanti dengan Menteri ESDM Pak Bahlil dan Menteri Keuangan, kami akan rapat final untuk memastikan komitmen PLN dalam membangun EBT secara masif. Kita akan meningkatkan kapasitas listrik 71 GW dari 2024 hingga 2034, mayoritasnya adalah EBT,” jelas Tiko.
Kartika menekankan pentingnya dukungan terhadap PLN untuk memastikan keberlanjutan proyek ini. Kementerian BUMN berkomitmen untuk menjaga kesehatan finansial PLN, agar perusahaan dapat melaksanakan pembangunan kapasitas EBT baru dan tetap menyediakan pasokan listrik yang andal bagi masyarakat.
"Kami akan pastikan PLN memiliki kondisi keuangan yang sehat, agar bisa membangun kapasitas EBT baru secara efektif dan berkelanjutan," tambah Kartika.
Dengan berbagai langkah tersebut, Pemerintah dan PLN berharap dapat mempercepat pencapaian target transisi energi menuju masa depan yang lebih ramah lingkungan dan berkelanjutan.(KDR)
