Listrik Indonesia | Vice President Communication PT Pertamina (Persero), Fadjar Djoko Santoso, menekankan pentingnya digitalisasi dalam mendukung visi swasembada energi yang diusung Presiden Prabowo melalui konsep asta cita.
Menurut Fadjar, digitalisasi memainkan peran strategis mengingat infrastruktur energi Pertamina tersebar luas di seluruh pelosok negeri, meliputi lebih dari 15 ribu titik. Infrastruktur ini mencakup terminal BBM, LPG, Avtur, jaringan penjualan seperti SPBU, agen dan pangkalan LPG, hingga titik distribusi terjauh seperti program BBM Satu Harga, Pertashop, serta One Village One Outlet (OVOO) sebagai outlet LPG di setiap desa.
“Pertamina memiliki jaringan distribusi, infrastruktur, dan teknologi yang terkoneksi secara digital di seluruh wilayah Indonesia. Dengan digitalisasi, pelayanan kepada masyarakat dapat dilakukan dengan lebih cepat dan akurat,” ujar Fadjar. Selasa, (21/1/2025).
Dia juga menjelaskan bahwa implementasi digitalisasi memungkinkan proses bisnis terlihat secara menyeluruh, sehingga operasional dapat terjaga dengan baik. Di bidang distribusi, Pertamina mampu mengolah sekitar 15 juta data transaksi BBM subsidi setiap harinya. Dengan sistem digital, pengolahan data menjadi lebih tepat sasaran.
Fadjar menambahkan, digitalisasi tidak hanya memperkuat ketahanan energi, tetapi juga mendukung efisiensi operasional. Efisiensi ini dicapai melalui berbagai inisiatif seperti digitalisasi proses, penghematan biaya, pengelolaan anggaran yang lebih efektif, serta penciptaan pendapatan tambahan.
“Efisiensi sangat penting dalam meningkatkan efektivitas operasional dan kinerja perusahaan. Hal ini juga sejalan dengan visi menjadikan Pertamina sebagai perusahaan energi berkelas dunia,” tutup Fadjar.(KDR)
