Listrik Indonesia | Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, secara resmi membuka Pembangkit Listrik Tenaga Gas Uap (PLTGU) Jawa-1 yang terintegrasi dengan fasilitas Floating Storage Regasification Unit (FSRU) milik Pertamina dan mitra strategis. Peresmian ini juga mencakup sejumlah proyek strategis di sektor kelistrikan yang tersebar di Jawa Barat.
Dalam sambutannya, Presiden Prabowo menyampaikan target ambisius untuk mencapai kemandirian energi dalam lima tahun ke depan. Ia optimistis Indonesia akan menjadi pemain utama dalam transformasi energi global.
Pembangkit Berteknologi Canggih
Vice President Corporate Communication Pertamina, Fadjar Djoko Santoso, menjelaskan bahwa PLTGU Jawa-1 dikelola oleh PT Jawa Satu Power, yang merupakan hasil konsorsium Pertamina New & Renewable Energy (NRE) dengan Marubeni dan Sojitz. Proyek ini sejalan dengan Asta Cita Presiden Prabowo dalam program 100 hari kerja dan arahan dari Kementerian BUMN.
“PLTGU Jawa-1 memiliki kapasitas 1.760 MW, menjadikannya yang terbesar di Asia Tenggara. Dengan teknologi mutakhir, pembangkit ini memberikan keunggulan operasional, finansial, serta dampak positif bagi lingkungan. Hal ini penting untuk mendukung ketahanan energi, terutama di kawasan Jawa-Bali,” ujar Fadjar.
Pembangkit ini dilengkapi dengan fasilitas penyimpanan sekaligus regasifikasi LNG yang berada di atas kapal terapung atau FSRU. Teknologi single-shaft combined cycle gas turbine (CCGT) generasi terbaru juga diterapkan, memungkinkan efisiensi tinggi dalam operasional sekaligus penghematan biaya produksi listrik.
Menurut Fadjar, teknologi ini mampu meningkatkan daya dengan cepat, sehingga mendukung stabilitas jaringan listrik di kawasan Cilamaya, Karawang. Teknologi tersebut juga efektif mengurangi potensi gangguan pasokan listrik pada wilayah industri dan masyarakat.
Selain itu, PLTGU Jawa-1 memiliki fitur black start capability, yang memungkinkan pembangkit melakukan start up secara mandiri. Hal ini mempercepat proses pemulihan jika terjadi pemadaman listrik.
PLTGU Jawa-1 diharapkan mampu menekan emisi karbon hingga 3,3 juta ton setara CO2 setiap tahun. Hal ini menjadi kontribusi signifikan dalam upaya penurunan emisi karbon di sektor ketenagalistrikan, sekaligus mendukung target Net Zero Emission 2060.
“Proyek ini menjadi salah satu tonggak penting dalam sinergi BUMN dan mitra internasional untuk mendorong transisi menuju energi bersih di Indonesia,” tambah Fadjar.
Sebagai bagian dari transisi energi, gas alam memainkan peran strategis dalam menjaga ketahanan energi nasional. Pertamina juga terus berupaya memenuhi target Sustainable Development Goals (SDGs) melalui penerapan prinsip Environmental, Social & Governance (ESG) di seluruh lini bisnisnya.
Dengan beroperasinya PLTGU Jawa-1, portofolio energi bersih Pertamina semakin kuat. Ini menjadi bukti nyata komitmen perusahaan dalam mendukung transformasi energi yang berkelanjutan di Indonesia.
