Listrik Indonesia | Kementerian Pekerjaan Umum (PU) melalui Ditjen Sumber Daya Air (SDA) mengungkapkan bahwa enam bendungan baru di Indonesia akan diresmikan pada 2025. Proyek infrastruktur air ini menjadi bagian dari upaya strategis pemerintah untuk meningkatkan ketahanan pangan, mengoptimalkan irigasi pertanian, serta mengurangi risiko bencana hidrologis seperti banjir.
Menteri Pekerjaan Umum, Dody Hanggodo, menekankan bahwa pembangunan bendungan merupakan fondasi penting dalam mendukung program swasembada pangan yang digagas Presiden Prabowo Subianto. “Infrastruktur air yang memadai akan meningkatkan produktivitas pertanian dan menjadi tulang punggung ketahanan pangan nasional,” ujarnya.
Berikut enam bendungan yang akan menjadi game changer di sektor pertanian dan pengelolaan air:
1. Bendungan Rukoh (Aceh)
Dibangun di Kabupaten Pidie dengan anggaran Rp1,7 triliun, Bendungan Rukoh memiliki kapasitas tampung 128 juta m³. Infrastruktur ini akan mengairi 11.950 hektar sawah, menekan risiko banjir hingga 89,62%, dan menyediakan pasokan air baku 0,90 m³/detik untuk kebutuhan pertanian dan masyarakat.
2. Bendungan Keureuto (Aceh Utara)
Dengan investasi Rp2,73 triliun, bendungan berkapasitas 216 juta m³ ini mampu mengairi 9.455 hektar lahan. Selain menghasilkan listrik 6,34 MW, bendungan ini juga memotong potensi banjir sebesar 30% di wilayah Aceh Utara. Proyek ini ditargetkan rampung pada 2024.
3. Bendungan Jlantah (Jawa Tengah)
Terletak di Karanganyar, bendungan ini dirancang menampung 10,97 juta m³ air untuk mengairi 1.494 hektar lahan pertanian. Dilengkapi pembangkit listrik 0,6 MW, Bendungan Jlantah juga mampu meminimalisir banjir di area seluas 87 hektar.
4. Bendungan Sidan (Bali)
Bendungan Sidan dibangun dengan anggaran Rp1,8 triliun untuk menampung 5,76 juta m³ air. Selain menyediakan air baku 1,75 m³/detik, bendungan ini memiliki pembangkit mikrohidro berkapasitas 0,65 MW. Keberadaannya diharapkan mengatasi kelangkaan air dan mendukung pertanian di Bali.
5. Bendungan Marangkayu (Kalimantan Timur)
Berbiaya Rp191,26 miliar, bendungan di Kutai Kartanegara ini memiliki kapasitas 12,3 juta m³. Infrastruktur ini akan mengairi 1.500 hektar sawah dan memasok air baku 0,45 m³/detik, memperkuat ketahanan pangan di Kalimantan Timur.
6. Bendungan Meninting (NTB)
Dibangun di Lombok Barat dengan dana Rp1,4 triliun, Bendungan Meninting mampu menampung 12 juta m³ air. Bendungan ini akan mengairi 1.559 hektar lahan, mengurangi banjir, serta menghasilkan listrik mikrohidro 0,8 MW.
Dampak Holistik untuk Masa Depan
Selain mendukung pertanian, keenam bendungan ini diproyeksikan menghasilkan energi listrik total 9,14 MW, mengurangi banjir di berbagai wilayah, dan menjamin pasokan air baku bagi masyarakat. Prabowo Subianto menegaskan bahwa pembangunan infrastruktur air adalah langkah konkret untuk mencapai kemandirian pangan. “Dengan irigasi yang stabil, petani bisa meningkatkan produksi, dan masyarakat terlindungi dari ancaman kekeringan maupun banjir,” tuturnya.
