Danantara Siapkan USD 618 Miliar untuk Hilirisasi

Danantara Siapkan USD 618 Miliar untuk Hilirisasi
Ilustrasi Investasi

Listrik Indonesia | Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (Danantara) direncanakan akan resmi diluncurkan pada Maret 2025. Informasi ini disampaikan Wakil Menteri BUMN, Kartika Wirjoatmodjo, dalam Mandiri Investment Forum (MIF) yang digelar di Jakarta pada Selasa (12/02/2025).

Dalam forum tersebut, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia, yang juga menjabat sebagai Ketua Satuan Tugas (Satgas) Hilirisasi, menegaskan bahwa keberadaan Danantara memiliki peran strategis dalam meningkatkan nilai tambah sumber daya alam di Indonesia.

“Presiden Prabowo melalui Danantara telah memberikan arahan kepada kami bahwa proyek-proyek strategis yang memiliki nilai tambah tinggi dan pasar yang jelas akan dibiayai oleh Danantara. Jika tidak salah, Bank Mandiri juga akan menjadi bagian dari Danantara untuk mendukung pembiayaan proyek hilirisasi ini,” ujar Bahlil.

Super Holding Beranggotakan 7 BUMN

Danantara akan berdiri sebagai super holding yang terdiri dari tujuh Badan Usaha Milik Negara (BUMN), yaitu PT Bank Mandiri (BMRI) Tbk, PT Bank Rakyat Indonesia (BBRI) Tbk, PT Bank Nasional Indonesia (BBNI) Tbk, PT Pertamina, PT PLN, MIND ID, dan PT Telkom Indonesia (TLKM) Tbk. Selain itu, Indonesia Investment Authority (INA) sebagai sovereign wealth fund (SWF) juga akan bergabung dalam struktur Danantara.

Menurut Bahlil, kebutuhan investasi untuk mendukung hilirisasi 28 komoditas diperkirakan mencapai USD 618 miliar.

Hilirisasi Tingkatkan Nilai Tambah Ekonomi

Bahlil menjelaskan bahwa hilirisasi komoditas telah membawa perubahan signifikan terhadap penerimaan negara. Sebagai contoh, pada 2017-2018, ketika Indonesia masih mengekspor nikel dalam bentuk mentah, pendapatan negara hanya mencapai sekitar USD 3,3 miliar. Namun, sejak kebijakan Presiden Joko Widodo untuk menghentikan ekspor bahan mentah diberlakukan, dampaknya sangat terasa.

“Setelah ekspor nikel diarahkan menjadi bahan setengah jadi dan barang jadi, pendapatan dari ekspor nikel pada 2023 mencapai USD 33 hingga 35 miliar. Kami yakin angka tersebut akan meningkat menjadi sekitar USD 40 miliar pada 2024,” tutupnya.(KDR)

Ikuti ListrikIndonesia di GoogleNews

#Industri

Index

Berita Lainnya

Index