Listrik Indonesia | PT Pertamina (Persero) dan PT Pindad memperkuat komitmen dalam mendorong kemandirian teknologi dan ketahanan energi nasional melalui penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) bertajuk “Sinergi Inovasi dan Kolaborasi Strategis untuk Ketahanan Energi, Pertumbuhan Nasional, dan Kemandirian Teknologi”. Kesepakatan ini diresmikan di Gedung Graha Pindad, Bandung, oleh Direktur Utama Pertamina, Simon Aloysius Mantiri, dan Direktur Utama Pindad, Sigit Puji Santosa, sebagai langkah konkret mendukung program prioritas pemerintahan Presiden Prabowo Subianto.
Dukungan Pemerintah dan Arahan Presiden
Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Mendikti Saintek), Prof. Brian Yuliarto, Ph.D., dalam sambutannya menegaskan pentingnya kolaborasi industri dan riset untuk memajukan teknologi dalam negeri. “Presiden menggarisbawahi perlunya Indonesia setara dengan negara maju melalui penguatan industri berbasis teknologi. Riset dan inovasi adalah pondasi utama,” ujarnya.
Simon Mantiri menjelaskan, sinergi ini sejalan dengan Asta Cita pemerintahan saat ini, terutama dalam hal swasembada energi, peningkatan SDM, dan penguatan industri nasional. “Kami berkomitmen merealisasikan kemandirian energi melalui inovasi dan kapasitas industri dalam negeri, sesuai arahan Presiden,” tegas Simon.
Fokus Pengembangan Teknologi Lokal dan Efisiensi Migas
Kerja sama ini mencakup beberapa inisiatif strategis:
• Pembangunan Rig Merah Putih: Infrastruktur eksplorasi migas berbasis teknologi dalam negeri untuk efisiensi produksi.
• Penguatan TKDN: Optimalisasi penggunaan komponen lokal dalam peralatan pendukung sektor energi.
• Riset Energi Baru dan Terbarukan (EBT): Kolaborasi riset sektor hulu-hilir migas serta transisi energi.
• Pemenuhan Standar Sertifikasi: Peningkatan kapabilitas industri menghadapi regulasi ketat sektor energi.
Sigit Puji Santosa menambahkan, sinergi ini tidak hanya meningkatkan TKDN, tetapi juga menciptakan multiplier effect bagi perekonomian. “Kami ingin Indonesia menjadi tuan rumah di negeri sendiri, dengan daya saing global yang tinggi,” ucapnya.
Dampak Ekonomi dan Lingkungan
Fadjar Djoko Santoso, Vice President Corporate Communication Pertamina, menyatakan kolaborasi ini akan menarik investasi, memperluas lapangan kerja, dan mendukung target net zero emission 2060. “Ini sejalan dengan penerapan ESG dan SDGs, serta kontribusi nyata menuju Indonesia Emas 2045,” jelasnya.
Selain peningkatan produksi migas, kerja sama ini diharapkan mengurangi ketergantungan pada impor teknologi, sekaligus mempercepat adopsi EBT. Simon menekankan, “Energi yang handal dan berkelanjutan adalah kunci kemandirian. Inovasi lokal akan jadi tulang punggung transformasi ini.”
Dengan menggabungkan keahlian Pertamina di sektor energi dan kemampuan manufaktur Pindad, kolaborasi ini diyakini akan menjadi model sinergi BUMN lainnya. Langkah ini tidak hanya mendukung ketahanan nasional, tetapi juga menempatkan Indonesia sebagai pemain kunci dalam peta energi global berbasis teknologi hijau.
