Permen ESDM 2025 Jadi Katalis, PLN Kejar Target EBT 4,1 GW

Permen ESDM 2025 Jadi Katalis, PLN Kejar Target EBT 4,1 GW
Zainal Arifin, EVP Aneka Energi Terbarukan PLN/Dok.KDR

Listrik Indonesia | PT PLN (Persero) menggenjot pengembangan energi baru terbarukan (EBT) dengan menargetkan Request for Proposal (RFP) sebesar 4,1 Giga Watt (GW) pada tahun ini. Target ambisius ini diumumkan oleh Zainal Arifin, EVP Aneka Energi Terbarukan PLN, usai penerbitan Peraturan Menteri (Permen) ESDM No. 5 Tahun 2025 tentang Perjanjian Jual Beli Tenaga Listrik (PJBL) berbasis EBT.

Permen ESDM 2025: Solusi Atasi Kendala Regulasi Proyek EBT

Zainal menjelaskan, regulasi baru ini menjadi landasan strategis bagi PLN untuk mempercepat realisasi proyek EBT. “Dengan Permen ESDM 2025, target RFP kami melonjak signifikan. Dari sebelumnya 300 MW (2023), lalu 1,5 GW (2024), kini kami optimis mencapai 4,1 GW di 2025,” ujarnya dalam konferensi pers di Kementerian ESDM. Selasa, (11/3/2025).

Ia menekankan, selama ini proses pengadaan listrik dari Independent Power Producer (IPP) kerap terhambat oleh ketiadaan payung hukum yang jelas. “Kini, skema pengadaan diubah. Proyek tidak lagi individual, tetapi dikemas dalam paket besar. Contohnya, PLTS di Jawa-Madura-Bali (Jamali) langsung dalam paket 250 MW dengan multi-lokasi,” tambah Zainal.

Permen ESDM 2025: Penguatan Hukum untuk Transaksi Listrik Hijau

Dirjen EBTKE Kementerian ESDM, Eniya Listiani Dewi, menyatakan regulasi ini menjawab tantangan utama pengembangan EBT di Indonesia: kerumitan negosiasi PJBL antara IPP dan PLN. “Selama ini, kontrak PJBL sering terhambat perbedaan interpretasi regulasi, negosiasi panjang, dan biaya transaksi membengkak. Permen ini memangkas birokrasi dan memberikan kepastian hukum,” papar Eniya.

Analisis menunjukkan, 80% keterlambatan proyek EBT sebelumnya disebabkan oleh proses negosiasi yang rumit. Dengan Permen ESDM 2025, pemerintah memproyeksikan realisasi investasi EBT bisa meningkat 30-40% pada 2025.

Paket Proyek EBT Skala Besar: Strategi PLN Penuhi Target 4,1 GW

PLN menggarisbawahi tiga strategi utama untuk mencapai target RFP 2025:

  1. Pemaketan proyek EBT multi-lokasi untuk efisiensi biaya dan waktu.
  2. Kolaborasi intensif dengan IPP melalui skema fast-track procurement.
  3. Pemanfaatan skema green financing untuk akselerasi pendanaan.

Proyek EBT yang akan diprioritaskan meliputi PLTS Atap, PLTA Skala Kecil, dan Bayu. PLN juga menyiapkan platform digital terintegrasi untuk transparansi proses lelang.

Dampak Permen ESDM 2025 bagi Investasi Energi Hijau

Penerbitan Permen ESDM 2025 diprediksi menarik investasi EBT hingga USD 3,2 miliar pada tahun ini. Regulasi ini juga sejalan dengan komitmen Indonesia menurunkan emisi karbon 31,89% pada 2030 dan mencapai Net Zero Emission 2060.

“Ini momentum krusial. Dengan regulasi yang jelas, baik PLN maupun investor bisa fokus pada inovasi dan eksekusi proyek, bukan lagi terjebak negosiasi,” pungkas Eniya.(KDR)

Ikuti ListrikIndonesia di GoogleNews

#Permen ESDM 2025

Index

Berita Lainnya

Index