Listrik Indonesia | PT PLN (Persero) dan PT Pindad menandatangani nota kesepahaman (memorandum of understanding/MoU) guna memperkuat sinergi dalam inovasi dan kolaborasi strategis nasional. Kesepakatan ini ditandatangani pada Senin (10/3) di Graha Pindad, Bandung, Jawa Barat.
Kerja sama ini mencakup studi pengembangan pembangkit pikohidro dan mikrohidro di wilayah terluar, terdepan, dan tertinggal (3T) sebagai bagian dari upaya mendukung elektrifikasi dan transisi energi di Indonesia. MoU tersebut ditandatangani oleh Direktur Utama PLN, Darmawan Prasodjo, dan Direktur Utama PT Pindad, Sigit P. Santosa.
Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi, Brian Yuliarto, dalam sambutannya menyampaikan bahwa Presiden Prabowo Subianto menargetkan Indonesia dapat bersaing dengan negara-negara maju. Salah satu langkah strategis yang dilakukan adalah meningkatkan jumlah industri berbasis teknologi tinggi dan inovasi.
“Kami mendorong industri untuk terlibat dalam riset dan inovasi karena inilah fondasi utama bagi pertumbuhan industri yang lebih maju,” ujar Brian.
Direktur Utama PLN, Darmawan Prasodjo, menjelaskan bahwa kedua perusahaan akan menjalankan Joint Development Study Agreement untuk memproduksi dan mengelola generator pikohidro/mikrohidro. Kolaborasi ini bertujuan untuk mengoptimalkan sumber daya alam, meningkatkan kesejahteraan masyarakat, serta mempercepat transisi energi di Indonesia.
"Kerja sama ini menjadi solusi ketahanan energi yang menyediakan listrik bersih, terjangkau, dan mudah diakses. Ini juga sejalan dengan visi pertumbuhan ekonomi 8% yang dicanangkan pemerintah," ungkap Darmawan.
Sejak 1988, PLN dan Pindad telah bekerja sama dalam berbagai proyek ketenagalistrikan, termasuk pemeliharaan generator dan rehabilitasi peralatan listrik. MoU terbaru ini memperkuat kolaborasi kedua BUMN dalam mendukung ketahanan energi nasional.
Direktur Utama PT Pindad, Sigit P. Santosa, menegaskan pentingnya sinergi antara pemerintah dan BUMN dalam mendorong inovasi serta penggunaan produk dalam negeri.
“Kami berharap kerja sama ini memberikan dampak ekonomi yang signifikan dan mendukung target pertumbuhan ekonomi nasional. Tidak hanya untuk sektor pertahanan dan keamanan, tetapi juga sektor energi, infrastruktur, dan material maju,” kata Sigit.
