Listrik Indonesia | PT Bukit Asam Tbk (PTBA), perusahaan BUMN yang berkomitmen menjadi pemimpin energi global yang ramah lingkungan, terus melakukan langkah strategis dalam mendukung ketahanan energi nasional.
Salah satu upaya utamanya adalah inovasi di sektor hilirisasi batu bara, termasuk proyek konversi batu bara menjadi Artificial Graphite dan Anode Sheet komponen utama dalam baterai lithium-ion. Proyek ini dijalankan melalui kemitraan dengan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN).
Direktur Utama PTBA, Arsal Ismail, menegaskan bahwa hilirisasi ini bertujuan untuk meningkatkan nilai tambah batu bara sekaligus mendukung transisi energi di Indonesia.
Selain itu, PTBA juga mengembangkan produksi hilir batu bara lainnya, seperti asam humat, melalui kerja sama dengan Universitas Gadjah Mada (UGM). Inisiatif ini bertujuan untuk meningkatkan nilai tambah batu bara berkalori rendah, sejalan dengan strategi diversifikasi usaha perusahaan.
Dorongan pada Energi Terbarukan
Sejalan dengan visi "Energi Tanpa Henti untuk Indonesia," PTBA memperluas portofolio energi baru terbarukan (EBT). Salah satu proyek yang telah terealisasi adalah pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) di Bandara Soekarno-Hatta, yang bekerja sama dengan PT Angkasa Pura II (Persero). PLTS berkapasitas 241 kilowatt-peak (kWp) ini telah beroperasi sejak Oktober 2020 dan terpasang di Gedung Airport Operation Control Center (AOCC).
Tak hanya itu, PTBA juga menggandeng Jasa Marga Group dalam pengembangan PLTS di jalan tol, termasuk PLTS 400 kWp di Jalan Tol Bali-Mandara yang diresmikan pada 21 September 2022. Kerja sama lain dilakukan dengan PT Semen Baturaja Tbk (SMBR) untuk membangun PLTS berkapasitas 23,07 kWp yang mencapai tahap Commercial Operation Date (COD) pada Juni 2023.
Peningkatan Kapasitas Angkutan Batu Bara
Di sektor logistik, PTBA memperkuat kapasitas angkutan batu bara melalui kemitraan dengan PT Kereta Api Indonesia (Persero) atau KAI. Proyek pengangkutan batu bara dari Tanjung Enim ke Keramasan diperkirakan mampu meningkatkan kapasitas angkutan hingga 20 juta ton per tahun. Sebagai bagian dari strategi ini, pada 30 Desember 2023 PTBA telah memulai pembangunan fasilitas penanganan batu bara (coal handling facility) di Tanjung Enim.
Kinerja dan Target 2025
Pada tahun 2024, PTBA mencatat peningkatan kinerja yang signifikan. Penjualan batu bara mencapai 42,89 juta ton—naik 16% dibandingkan tahun sebelumnya—sementara produksi mencapai 43,28 juta ton atau tumbuh 4% secara tahunan. Ini merupakan pencapaian produksi dan penjualan tertinggi dalam sejarah PTBA.
Meski menghadapi tantangan seperti fluktuasi harga batu bara dan dinamika pasar global, PTBA terus berupaya mengoptimalkan pasar domestik serta ekspor. Strategi efisiensi berbasis cost leadership juga diterapkan untuk menjaga daya saing perusahaan.
Menghadapi tahun 2025, PTBA menetapkan fokus utama pada monetisasi cadangan batu bara serta transformasi menuju perusahaan energi yang lebih luas. Salah satu targetnya adalah meningkatkan kontribusi pendapatan dari bisnis non-batu bara, termasuk energi terbarukan, hingga 30% pada 2030.
"Melalui inovasi dan diversifikasi bisnis, kami ingin terus menghadirkan Energi Tanpa Henti bagi Indonesia. Dengan berbagai langkah strategis ini, kami optimistis kinerja perusahaan dapat terus meningkat," ujar Arsal Ismail.
