Listrik Indonesia | Ketika jutaan pemudik mulai kembali ke kota usai merayakan Idul Fitri di kampung halaman, Estuning Rahayu atau akrab disapa Estu justru tetap setia menjalankan tugas di posko siaga. Ia adalah salah satu Srikandi PLN yang dengan tulus mengabdikan diri demi memastikan kelistrikan tetap andal selama masa Lebaran.
Sudah dua kali Estu melewati hari raya Idul Fitri di lokasi tugas. Tahun ini pun, ia tak pulang kampung. Namun, kebersamaan bersama keluarga kecilnya tetap terjaga di Tangerang, Banten.
“Alhamdulillah, suami dan anak-anak saya mendampingi di sini. Mereka menjadi penyemangat utama saya untuk terus menjalankan amanah ini,” ujar Estu dengan senyum hangat.
Sejak awal Ramadan hingga puncak arus balik, Estu bersiaga di Posko Mudik PLN di Rest Area KM 14B Pinang. Ia bertugas memantau langsung operasional Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU), memastikan pemudik pengguna mobil listrik dapat mengisi daya dengan aman dan nyaman.
“Tahun ini pengguna mobil listrik meningkat pesat. Kami di lapangan harus sigap memastikan seluruh proses pengisian berjalan lancar,” jelasnya.
Estu mengakui bahwa tantangan selama arus balik tak kalah berat dibanding masa mudik. Volume kendaraan meningkat, kebutuhan daya melonjak, dan pelayanan harus tetap prima. Meski demikian, ada kepuasan tersendiri yang ia rasakan.
“Walau tidak bisa berkumpul di kampung halaman seperti kebanyakan orang, kebersamaan tetap saya rasakan. Keluarga mendampingi, dan rekan-rekan di PLN sudah seperti saudara. Kami saling menyemangati karena tahu tugas ini adalah bentuk dari pengabdian,” tuturnya.
Estu menjadi salah satu bukti nyata keberhasilan pengarusutamaan gender di lingkungan PLN UID Banten. Ia dan para Srikandi PLN lainnya menunjukkan bahwa perempuan mampu menjalankan peran ganda: tetap hadir untuk keluarga, sekaligus menjadi garda depan pelayanan publik.
“Menjaga kelistrikan selama masa mudik dan balik bukan hanya tanggung jawab pekerjaan, tapi juga ladang ibadah. Saya bangga dan ikhlas menjalaninya,” tutupnya.
