Mengenal Jenis-Jenis Hidrogen dari Gray hingga Pink

Mengenal Jenis-Jenis Hidrogen dari Gray hingga Pink
Hidrogen PLN. (Dok: @plnuntukindonesia)

Listrik Indonesia | Meskipun secara kimiawi hidrogen merupakan gas yang tak berwarna, dalam industri energi hidrogen diberi label dengan berbagai “warna” yang mencerminkan metode produksinya serta intensitas emisi karbon yang dihasilkannya. Pengelompokan ini membantu para profesional dan peneliti untuk memahami perbedaan dalam penggunaan energi, biaya produksi, dan dampak lingkungan. Artikel ini akan membahas delapan jenis hidrogen yang umum dikenal, yaitu Gray, Black, Green, Brown, Yellow, Turquoise, Blue, dan Pink.

1. Gray Hydrogen

Gray hydrogen merupakan jenis hidrogen yang paling banyak diproduksi saat ini. Hidrogen jenis ini dihasilkan melalui proses steam methane reforming (SMR) yang menggunakan gas alam, terutama metana, sebagai bahan baku. Pada proses SMR, metana bereaksi dengan uap air untuk memisahkan molekul hidrogen, namun karbon dioksida (CO?) yang dihasilkan tidak ditangkap melainkan dilepaskan ke atmosfer. Akibatnya, gray hydrogen memiliki jejak karbon yang cukup tinggi sehingga dikategorikan sebagai hidrogen dengan dampak lingkungan yang signifikan.

2. Black Hydrogen

Black hydrogen dihasilkan dari bahan baku batubara hitam (bituminous coal) melalui proses gasifikasi. Pada proses ini, batubara diubah menjadi gas sintesis yang mengandung hidrogen, karbon monoksida, dan karbon dioksida. Karena tidak ada teknologi penangkapan karbon yang digunakan secara luas dalam produksi black hydrogen, emisi CO? yang tinggi membuat jenis hidrogen ini memiliki dampak lingkungan yang besar. Penggunaan batubara sebagai sumber energi juga menimbulkan pertanyaan mengenai keberlanjutan dan potensi polusi yang dihasilkan.

3. Green Hydrogen

Dijuluki sebagai “hidrogen hijau,” green hydrogen merupakan jenis hidrogen paling ramah lingkungan. Hidrogen ini diproduksi melalui proses elektrolisis air yang menggunakan listrik dari sumber energi terbarukan seperti angin, matahari, atau air. Karena proses elektrolisis tidak menghasilkan emisi CO? bila menggunakan energi bersih, green hydrogen menawarkan solusi untuk mendukung transisi ke ekonomi rendah karbon. Meskipun saat ini biaya produksinya masih relatif tinggi, inovasi dan peningkatan skala produksi diharapkan dapat menurunkan harga secara bertahap.

4. Brown Hydrogen

Brown hydrogen merupakan hidrogen yang diproduksi dari batubara coklat (lignite) melalui proses gasifikasi, mirip dengan black hydrogen. Perbedaan utamanya terletak pada jenis batubara yang digunakan; batubara coklat memiliki kualitas dan kandungan karbon yang berbeda dengan batubara hitam. Proses gasifikasi pada brown hydrogen menghasilkan emisi karbon yang tinggi, sehingga jenis hidrogen ini termasuk dalam kategori dengan dampak lingkungan yang negatif. Biasanya, istilah black dan brown hydrogen digunakan secara bergantian untuk menggambarkan hidrogen yang dihasilkan dari bahan bakar fosil berbasis batubara.

5. Yellow Hydrogen

Yellow hydrogen adalah istilah yang digunakan untuk menjelaskan hidrogen yang dihasilkan melalui elektrolisis air dengan tenaga listrik yang terutama berasal dari energi surya. Proses yang mirip dengan green hydrogen ini disebut “yellow” karena identik dengan energi matahari yang mendominasi pasokan listriknya. Walaupun prinsip dasarnya serupa dengan green hydrogen, penyebutan yellow hydrogen menunjukkan penekanan khusus pada peran energi surya sebagai sumber utama, yang juga memiliki keunggulan dalam ketersediaan di wilayah beriklim cerah.

6. Turquoise Hydrogen

Turquoise hydrogen adalah salah satu jenis hidrogen yang baru muncul dan dianggap sebagai alternatif dengan emisi rendah. Hidrogen jenis ini dihasilkan melalui proses metana pirolisis, yaitu pemecahan metana dengan bantuan panas sehingga menghasilkan hidrogen dan karbon padat. Keunggulan utama dari turquoise hydrogen adalah bahwa prosesnya tidak menghasilkan gas CO? secara langsung, melainkan mengubah karbon menjadi bentuk padat yang potensial dapat dimanfaatkan dalam industri lain. Teknologi ini masih berada dalam tahap pengembangan, namun memiliki prospek cerah jika dioptimalkan dengan sumber energi terbarukan untuk proses pemanasan.

7. Blue Hydrogen

Blue hydrogen dihasilkan dengan menggunakan metode yang sama seperti pada produksi gray hydrogen (steam methane reforming), namun dengan tambahan teknologi penangkapan dan penyimpanan karbon (carbon capture and storage – CCS). Dengan menangkap sebagian besar CO? yang dihasilkan selama proses, blue hydrogen menawarkan jejak karbon yang jauh lebih rendah dibandingkan gray hydrogen. Meskipun demikian, meskipun emisinya lebih rendah, blue hydrogen tetap bukan solusi nol emisi karena tidak semua karbon dapat ditangkap secara sempurna. Sebagai solusi jangka pendek, blue hydrogen sering dianggap sebagai jembatan menuju penerapan green hydrogen secara lebih luas.

8. Pink Hydrogen

Pink hydrogen merupakan varian hidrogen yang dihasilkan melalui elektrolisis air dengan sumber listrik yang berasal dari pembangkit tenaga nuklir. Proses ini menghasilkan hidrogen tanpa emisi karbon, sama halnya dengan green hydrogen, namun menggunakan energi nuklir sebagai penggeraknya. Penggunaan energi nuklir untuk menghasilkan pink hydrogen menjadi alternatif yang menarik, terutama jika terdapat kelebihan kapasitas atau insentif untuk memanfaatkan sumber energi yang stabil dan menghasilkan panas secara konsisten. Meskipun demikian, pembangunan dan pengelolaan fasilitas nuklir memiliki tantangan tersendiri, mulai dari aspek biaya hingga isu keamanan dan limbah.

Kesimpulan

Setiap jenis hidrogen memiliki keunggulan dan kekurangan masing-masing, tergantung dari sumber energi dan proses produksinya. Gray, black, dan brown hydrogen umumnya dihasilkan dari bahan bakar fosil dengan emisi karbon yang tinggi, sedangkan green, yellow, turquoise, blue, dan pink hydrogen menawarkan alternatif dengan dampak lingkungan yang lebih rendah melalui penggunaan teknologi modern seperti elektrolisis, CCS, dan pirolisis. Dalam konteks upaya dekarbonisasi dan transisi menuju energi bersih, pengembangan serta peningkatan efisiensi teknologi produksi hidrogen yang ramah lingkungan menjadi kunci. Dengan berinovasi dan menurunkan biaya produksi, diharapkan berbagai jenis hidrogen bersih dapat memainkan peran penting dalam memenuhi kebutuhan energi di masa depan sekaligus mengurangi emisi gas rumah kaca.

Ikuti ListrikIndonesia di GoogleNews

#Hydrogen

Index

Berita Lainnya

Index