Begini Perkembangan 215 Rencana Aksi Hidrogen di Indonesia

Begini Perkembangan 215 Rencana Aksi Hidrogen di Indonesia
Pemerintah Rumuskan Peta Jalan Hidrogen/Dok.KDR

Listrik Indonesia | Pemerintah Indonesia terus memperkuat komitmennya dalam transisi energi melalui peluncuran 215 rencana aksi pengembangan hidrogen. Inisiatif ini menjadi bagian dari strategi nasional untuk mendorong dekarbonisasi dan memperluas pemanfaatan energi bersih.

Menurut Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE), Eniya Listiani Dewi, rencana aksi tersebut mencakup rantai nilai hidrogen secara menyeluruh mulai dari produksi, distribusi, hingga penguatan kapasitas sumber daya manusia di sektor ini. Dokumen Peta Jalan Hidrogen dan Amonia Nasional turut dirilis sebagai panduan teknis dan strategis bagi seluruh pemangku kepentingan.

“Keberhasilan pelaksanaan rencana aksi ini menjadi tonggak penting dalam membangun ekosistem hidrogen, baik untuk kebutuhan dalam negeri maupun ekspor,” jelas Eniya.

Hingga saat ini, kapasitas pembangkit energi terbarukan di Indonesia telah mencapai 3,687 gigawatt atau sekitar 15 persen dari total bauran energi nasional. Pemerintah pun terus mendorong peningkatan kontribusi energi hijau untuk kebutuhan listrik domestik dan target dekarbonisasi jangka panjang.

Di lapangan, sejumlah proyek percontohan menunjukkan kemajuan signifikan. PT PLN (Persero) telah membangun hydrogen refueling station di kawasan Senayan, Jakarta, sementara Toyota memfasilitasi refilling station di Karawang. PLN juga tengah mengembangkan 22 lokasi hydrogen plant di Pulau Jawa dan sekitarnya. Di sisi lain, Pertamina aktif memproduksi hidrogen untuk sektor industri.

“Dengan potensi energi terbarukan yang besar, Indonesia berpeluang menjadi pemain global dalam industri hidrogen. Indonesia is ready for the global hydrogen hub,” kata Eniya optimistis.

Sejak 2023, PLN telah mengoperasikan Green Hydrogen Plant (GHP) pertama di Indonesia, yang berlokasi di PLTGU Muara Karang, Jakarta. Bahkan, perusahaan ini menjadi pelopor di Asia Tenggara dengan menghadirkan GHP berbasis energi panas bumi di PLTP Kamojang, Jawa Barat.

Secara keseluruhan, PLN telah membangun 22 fasilitas GHP di berbagai wilayah dengan kapasitas produksi terbesar secara nasional. Tak hanya itu, PLN juga membangun Hydrogen Refuel Station (HRS) pertama di Indonesia, serta mendirikan Hydrogen Center yang merupakan hasil kolaborasi dengan BRIN dan IFHE, sebagai pusat kompetensi hidrogen nasional.

Salah satu inisiatif strategis lainnya adalah pengembangan Jambi Green Hydrogen Plant, yang diproyeksikan menjadi fasilitas GHP terbesar di Asia Tenggara. Proyek ini telah diperkenalkan ke komunitas internasional melalui forum COP29 pada November 2024.

Tidak hanya fokus pada infrastruktur, PLN juga mulai mengimplementasikan hidrogen dan amonia dalam sistem ketenagalistrikan. Contohnya termasuk cofiring hidrogen pertama di PLTDG Pesanggaran, Bali, pemanfaatan hydrogen fuel cell generator di Gili Ketapang, Jawa Timur, hingga penggunaan fuel cell untuk pembangkitan energi. Selain itu, kerja sama dengan Pupuk Kujang memungkinkan produksi green ammonia yang kemudian digunakan sebagai bahan cofiring di PLTU Labuan, Banten.(KDR)

Ikuti ListrikIndonesia di GoogleNews

#GHES 2025

Index

Berita Lainnya

Index