Listrik Indonesia | Dalam rangka memperingati Hari Hutan Sedunia, PT Pertamina (Persero) kembali menegaskan komitmennya terhadap pelestarian lingkungan dengan memperkuat inisiatif Hutan Lestari. Langkah ini sekaligus menjadi bagian dari strategi jangka panjang Pertamina untuk mencapai target Net Zero Emission (NZE) pada 2060 atau lebih cepat.
Sejak 2018 hingga 2024, Pertamina telah menanam sekitar 9 juta pohon melalui program Hutan Lestari yang tersebar di berbagai wilayah. Upaya ini berkontribusi pada penurunan emisi karbon hingga 222 ribu ton CO2eq per tahun.
Vice President Corporate Communication Pertamina, Fadjar Djoko Santoso, menjelaskan bahwa program ini tidak hanya fokus pada aspek lingkungan, tetapi juga menyentuh sektor sosial dan ekonomi masyarakat sekitar hutan.
"Hutan Lestari Pertamina merupakan program konservasi yang menyatukan reforestasi pohon darat dan mangrove, bantuan bibit, serta pemberdayaan ekonomi masyarakat. Ini sejalan dengan tema Hari Hutan Sedunia tahun ini, yaitu Forests and Food," kata Fadjar.
Ia menambahkan, pelaksanaan program ini sejalan dengan komitmen perusahaan terhadap prinsip Environmental, Social, and Governance (ESG) dan tujuan pembangunan berkelanjutan (SDGs), khususnya pada poin 13 (Penanganan Perubahan Iklim), 14 (Ekosistem Laut), dan 15 (Ekosistem Daratan).
"Pelibatan masyarakat menjadi kunci keberlanjutan program ini. Mereka tak hanya menanam, tapi juga merasakan manfaat ekonomi secara langsung," ujarnya.
Khusus tanaman mangrove, Fadjar menekankan peran pentingnya dalam menyerap karbon, mencegah abrasi pantai, dan mengurangi dampak bencana seperti tsunami. Hingga kini, Pertamina telah menjalankan 337 program penanaman pohon di lahan seluas 891 hektar dan memberikan manfaat ekonomi kepada lebih dari 4.700 orang dengan pendapatan mencapai Rp 3 miliar per kelompok per tahun.
Selain itu, Pertamina juga mengembangkan Program Perhutanan Sosial di 13 titik lokasi di Indonesia, mulai dari Sumatera hingga Papua. Dalam program ini, Pertamina mendukung 3.795 petani hutan melalui penyediaan bibit, pupuk organik, dan edukasi pelestarian hutan.
Hasilnya, para petani telah berhasil melakukan penanaman pohon produktif di area seluas 68 hektar dan memproduksi 338 ribu bibit pohon. Salah satu contohnya adalah Kelompok Usaha Perhutanan Sosial (KUPS) Margo Rukun Bestari di Lampung.
“Kami sudah mandiri dalam membibitkan 190 ribu pohon produktif dan mengolah pupuk organik dari kulit kopi sebanyak 70 ton per tahun. Usaha ini memberi kami penghasilan hingga Rp 1,5 miliar per tahun,” ungkap Wastoyo, tokoh lokal dari kelompok tersebut.
Pertamina menegaskan bahwa langkah pelestarian lingkungan akan terus diperkuat seiring perannya sebagai perusahaan energi nasional yang tengah menjalankan transisi energi. Upaya pelestarian ini menjadi bagian penting dari strategi untuk mendukung pencapaian target NZE 2060 dan kontribusi terhadap keberlanjutan bumi.
