Listrik Indonesia | Holding industri pertambangan nasional, MIND ID, membuka peluang kerja sama strategis dengan Arab Saudi di sektor aluminium. Langkah ini menjadi kelanjutan dari kunjungan Menteri Energi, Sumber Daya Mineral, dan Industri Arab Saudi ke Indonesia baru-baru ini.
Pembicaraan antara kedua pihak difokuskan pada potensi pembangunan fasilitas pemurnian smelter grade alumina (SGAR) di Indonesia, serta kemungkinan investasi MIND ID dalam pengembangan industri aluminium di Arab Saudi. Salah satu daya tarik kerja sama ini adalah tarif energi yang sangat kompetitif di Arab Saudi, yakni hanya 3–4 sen dolar AS per kilowatt hour (kWh), yang menjadi modal penting untuk industri aluminium berkelanjutan.
“Mereka sebenarnya membutuhkan pasokan bauksit dari Indonesia. Tapi saya sampaikan bahwa ekspor bauksit sudah dilarang. Kalau mau, kami hanya bisa tawarkan alumina. Tapi produksi alumina kami saat ini sudah seluruhnya terserap pasar,” jelas Dilo Seno Widagdo, Direktur Portofolio dan Pengembangan Usaha MIND ID, dalam temu media di Jakarta, Kamis (17/04/2025).
Dilo menyebut, Arab Saudi tengah mencari sumber pasokan bauksit yang andal demi mendukung ambisinya menjadi pusat produksi aluminium global, seperti halnya Uni Emirat Arab lewat Emirates Global Aluminium (EGA). Namun, cadangan bauksit di wilayah mereka tergolong berkadar rendah dan tercampur pasir, sehingga tidak ekonomis untuk langsung diolah.
Sebaliknya, Indonesia telah memiliki infrastruktur serta keahlian dalam pengembangan alumina sebagai bagian dari program hilirisasi nasional. Hanya saja, untuk menjawab permintaan Arab Saudi, perlu adanya pembangunan fasilitas pengolahan baru. “Kalau mereka serius, kita bisa bangun unit baru. Tapi harus dengan model investasi bersama,” imbuh Dilo.
Energi murah menjadi salah satu nilai tambah utama dari potensi kolaborasi ini. Menurut Dilo, biaya listrik di Arab Saudi sangat rendah berkat cadangan gas dan minyak yang melimpah, sehingga memungkinkan pembangunan industri aluminium yang efisien secara biaya.
“Saat saya tanya berapa tarif listrik di sana, ternyata hanya 3-4 sen per kWh. Itu sangat kompetitif. Ini membuka peluang besar. Tapi tentu saja, kebutuhan dalam negeri tetap jadi prioritas kami,” tegasnya.
Lima Pilar Potensi Kerja Sama:
• Pembangunan fasilitas SGAR baru di Indonesia untuk memasok alumina ke Arab Saudi.
• Kolaborasi investasi di industri aluminium, baik di dalam negeri maupun di Arab Saudi.
• Optimalisasi tarif energi rendah di Arab Saudi untuk mendirikan industri aluminium berbiaya efisien.
• Pengembangan skema pasokan jangka panjang alumina dari Indonesia sebagai pengganti bauksit mentah.
• Jaminan terpenuhinya kebutuhan aluminium domestik Indonesia dalam setiap model kerja sama.
Kerja sama ini menunjukkan arah baru strategi MIND ID dalam memperluas pasar alumina sekaligus memperkuat posisi Indonesia di rantai pasok global industri aluminium, tanpa melanggar kebijakan hilirisasi yang telah ditetapkan pemerintah.(KDR)
