Listrik Indonesia | Dalam dokumen yang bertajuk BIO-HYDROGEN PRODUCTION FROM POME IN INDONESIA, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) tengah menyusun strategi dalam pemanfaatan hidrogen sebagai sumber energi bersih dan berkelanjutan. Dokumen tersebut dipresentasikan oleh Peneliti BRIN, Sri Djangkung Sumbogo Murti pada agenda Global Hidrogen Energi Summit (GHES) 2025 beberapa waktu yang lalu, dikutip pada Senin (28/04/2025).
Indonesia berkomitmen untuk meningkatkan pengurangan emisi. Pemerintah berupaya menerapkan tiga langkah utama, yaitu diversifikasi sumber pasokan energi, pengembangan permintaan domestik, serta penciptaan pasar ekspor untuk hidrogen dan turunannya.
Hidrogen dipandang sebagai bahan bakar alternatif yang menjanjikan karena ramah lingkungan dan memiliki potensi besar sebagai sumber energi masa depan. Dengan kebutuhan akan metode produksi hidrogen yang lebih ramah lingkungan, bio-hidrogen, khususnya dari limbah, menjadi salah satu jawabannya.
POME (Palm Oil Mill Effluent) memiliki sifat fisikokimia yang ideal untuk mendukung pertumbuhan bakteri penghasil hidrogen. Kandungan mineral dan asam amino dalam POME juga meningkatkan produksi bio-hidrogen, menjadikan POME sebagai bahan baku potensial.
Potensi POME sebagai Bahan Baku Hidrogen
POME merupakan produk sampingan industri bernilai rendah namun diproduksi dalam jumlah besar. Pada 2022, produksi minyak sawit (CPO) mencapai sekitar 47 juta ton, menghasilkan lebih dari 140 juta ton POME. Jumlah ini diproyeksikan meningkat menjadi 225 juta ton POME pada 2035.
POME memiliki kandungan organik tinggi yang membuatnya cocok sebagai substrat bagi mikroba penghasil hidrogen. Kandungan mineral dan asam amino dalam POME juga dapat meningkatkan produksi bio-hidrogen. Penggunaan POME sebagai sumber bio-hidrogen tidak hanya menguntungkan secara lingkungan, tetapi juga secara ekonomi.
Teknologi Produksi
Bio-hidrogen adalah gas hidrogen yang diproduksi dari bahan terbarukan melalui proses kimia, termokimia, biologi, biokimia, dan bio-fotolitik.
Ada tiga metode utama untuk menghasilkan bio-hidrogen dari air limbah:
- Fermentasi
- Fotolisis
- Sistem bio-elektrokimia
Teknologi bio-fotolisis memanfaatkan energi matahari untuk menggerakkan produksi hidrogen dari sumber biologis.
Tantangan Produksi
Beberapa tantangan dalam produksi bio-hidrogen dari POME meliputi:
- Karakterisasi bahan baku (feed characterization)
- Pengaturan pH dan suhu
- Pemilihan inokulum
- Desain dan operasi reaktor
- Penyimpanan dan aplikasi hidrogen
- Prospek peningkatan skala produksi untuk kebutuhan industri
Prospek Masa Depan
Potensi produksi hidrogen dari POME menawarkan peluang penghematan bahan bakar fosil. Kandungan energi hidrogen tiga kali lebih besar dibandingkan bensin.
Dengan ketersediaan POME di 2022, produksi hidrogen diperkirakan mencapai sekitar 157.201 juta liter, berpotensi menghemat sekitar 273.325 barel bensin per tahun.
Tabel menunjukkan tren produksi POME dan potensi hidrogen dari tahun 2015 hingga 2035, dengan peningkatan signifikan di tahun-tahun mendatang.
Beberapa peluang pengembangan di masa depan antara lain:
- Nilai potensial dari perdagangan karbon
- Permintaan nasional terhadap hidrogen
- Subsidi atau insentif untuk energi terbarukan
- Penggunaan hidrogen untuk transportasi, industri, atau pembangkitan listrik
Kesimpulan
POME dari Indonesia memiliki potensi sebagai substrat bio-hidrogen yang layak secara lingkungan dan ekonomi.
Produksi hidrogen dari POME dapat membantu mengurangi emisi karbon dan menciptakan sumber pendapatan baru dalam industri minyak sawit (CPO).
Penerapan teknologi pencernaan anaerob dapat mengurangi emisi dan meningkatkan efisiensi produksi hidrogen. Untuk mencapai keekonomian produksi bio-hidrogen dari POME, dibutuhkan optimasi lebih lanjut, peningkatan efisiensi, dan penurunan biaya produksi.
