Listrik Indonesia | Dalam dokumen yang bertajuk CO2 Energy Storage System, PT Breesen Technology Indonesia memperkenalkan pendekatan baru dalam penyimpanan energi jangka panjang dengan memanfaatkan karbon dioksida (CO2) sebagai media utama. Dokumen ini dipresentasikan oleh CEO PT Breesen Technology Indonesia, Shen Chao, pada agenda Global Hydrogen Energy Summit (GHES) 2025 beberapa waktu yang lalu, dikutip pada Rabu (30/04/2025).
Teknologi ini dikembangkan sebagai bagian dari upaya global dalam mendukung transisi energi bersih, khususnya untuk menjawab tantangan kestabilan pasokan listrik dari sumber energi terbarukan yang bersifat intermiten seperti tenaga surya dan angin.
Proyek Implementasi
Teknologi ini telah diuji melalui beberapa proyek percontohan di Tiongkok. Proyek validasi pertama berlokasi di Kota Deyang, Provinsi Sichuan, dengan kapasitas 18MW/36MWh dan telah selesai pada Agustus 2022.
Proyek skala komersial pertama dijalankan oleh Grup CONCH di Kota Wuhu, Provinsi Anhui, dengan kapasitas 18MW/144MWh dan durasi penyimpanan hingga delapan jam. Proyek ini terhubung ke jaringan listrik pada Desember 2023 dan dirancang untuk memanfaatkan panas buangan suhu rendah dari industri semen, sekaligus berintegrasi dengan sistem penangkapan karbon (CCUS).
Sementara itu, proyek berskala lebih besar dengan kapasitas 100MW/1000MWh tengah dikembangkan oleh Huadian Corporation di wilayah gurun Gobi, yang dijadwalkan tersambung ke jaringan listrik pada Desember 2025.
Keunggulan Sistem CESS
Sistem CESS memiliki beberapa karakteristik utama, antara lain:
- Bebas Emisi Karbon: Seluruh proses berlangsung tanpa emisi karbon, baik saat konstruksi maupun operasional.
- Tersedia 24/7: Dapat menghasilkan listrik hijau secara berkelanjutan, mendukung kestabilan sistem kelistrikan.
- Aman: Sistem beroperasi pada tekanan dan suhu rendah, tanpa risiko ledakan atau kebakaran.
- Fleksibel: Tidak bergantung pada kondisi geologi atau iklim tertentu, dapat diterapkan di wilayah ekstrem seperti gurun, tambang tertutup, atau area reklamasi.
- Ramah terhadap Jaringan: Tidak mengalami degradasi kapasitas dalam jangka waktu panjang, mampu memberikan layanan pendukung sistem seperti kontrol frekuensi dan cadangan daya.
- Efisiensi Ekonomi: Biaya produksi listrik dari sistem ini berkisar antara 0,03–0,06 USD/kWh, dengan usia pakai lebih dari 30 tahun.
Potensi Aplikasi dan Integrasi
CESS juga dirancang untuk dapat diintegrasikan dengan pusat data (data center). Dengan kemampuannya menghasilkan daya dan pendingin secara simultan, CESS dapat mengurangi kebutuhan investasi unit pendingin terpisah, menyediakan cadangan pendingin, serta menjamin pasokan listrik hijau selama 24 jam.
Model distribusi ini juga memungkinkan pembangkit daya hijau berskala kecil di daerah terpencil, pulau-pulau kecil, atau lokasi industri terpencil, tanpa ketergantungan pada jaringan listrik utama.
Kesimpulan
Teknologi penyimpanan energi berbasis CO2 yang ditawarkan oleh PT Breesen Technology Indonesia berpotensi menjadi bagian dari solusi transisi energi nasional. Dengan keunggulan dalam efisiensi, fleksibilitas, dan keberlanjutan, sistem ini dapat mendukung pemanfaatan energi terbarukan secara lebih optimal, khususnya di wilayah yang menantang secara geografis.
Integrasi teknologi CESS dalam skema energi terbarukan dan industri berintensitas energi tinggi dapat menjadi langkah strategis untuk mendukung ketahanan energi nasional dan pengurangan emisi karbon dalam jangka panjang.
