Menanti End Game Listrik versus Hidrogen

Menanti End Game Listrik versus Hidrogen
Prof. Bambang Susantono , Special Advisor United Cities and Local Governments Asia-Pacific, (kanan) usai menghadiri Launching Konferensi Internasional Eastern Asia Society for Transportation Studies (EASTS) ke- 16 dan TransConnect Expo, di Jakarta (29/4).

 

Listrik Indonesia | Tak pernah kehabisan cara, Pemerintah terus menginisiasi upaya pengurangan emisi karbon dari sektor transportasi. Sejak lima tahun yang lalu, pemerintah rajin mengedukasi masyarakat tentang manfaat menggunakan kendaraan listrik. Hasilnya, kini banyak kendaraan listrik yang bisa ditemui di jalan-jalan kota.

 

Baru-baru ini, Pemerintah melalui Kementerian ESDM juga mulai mengedukasi masyarakat tentang mobil berbahan bakar hidrogen, lewat  Global Hydrogen Ecosystem 2025 yang digelar di Jakarta pada 15-17 April 2025. Masyarakat pun mulai mengkalkulasi mobil mana yang lebih unggul, mobil listrik (baterai) atau mobil hidrogen?

 

Terkait dengan green transportation, Prof. Ir. Bambang Susantono (Special Advisor United Cities and Local Governments Asia-Pacific) mengatakan bahwa tranportasi hijau sudah menjadi kesepakatan hampir seluruh ahli bidang transportasi akan menuju ke tranportasi hijau.

 

“Masalahnya adalah apa yang akan dipilih. Saat ini kan ada dua alternatif besar. Pertama electric vehicle yang menggunakan baterai dan satu lagi yang pakai hidrogen. Saya kira dua-duanya masih mengembangkan diri. Jadi end game seperti apa ini yang nanti kita lihat,” jelas Ketua Umum Masyarakat Transportasi Indonesia periode 2004 hingga 2010 kepada Listrik Indonesia.

 

Bambang Susantono yang dikenal sebagai pakar perencanaan infrastruktur dan transportasi ini justru mengingatkan tiga hal mendasar untuk pengguna kendaraan ramah lingkungan. Pertama adalah faktor safety harus  bagus. Kedua adalah affordability (keterjangkauan) dan ketiga adalah sustainability.

 

“Nah ini menyangkut lingkungan. Misalnya kalau baterai, bagaimana baterainya diganti, baterainya tidak mencemari lingkungan dan seterusnya,” ujar eks Kepala Otorita Ibu Kota Nusantara (IKN) ini usai launching Konferensi Internasional Eastern Asia Society for Transportation Studies (EASTS) ke-16 dan TransConnect Expo, kemarin di Jakarta (29/4).

 

Indonesia Tuan Rumah EASTS ke-16

Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) resmi menjadi tuan rumah Konferensi Internasional Eastern Asia Society for Transportation Studies (EASTS) ke- 16 dan TransConnect Expo yang akan digelar pada 1–4 September 2025 di Surakarta (Solo).

EASTS 2025 dan TransConnect Expo merupakan ajang bergengsi yang akan menghadirkan 800–900 peserta dari 19 negara sehingga menjadikannya forum strategis untuk menampilkan kekuatan ekosistem transportasi nasional di mata dunia.

Terkait hal tersebut Bambang Susantono yang hadir dan memberikan sambutan pada acara launching tersebut mengatakan bahwa acara tersebut menjadi kesempatan bagi Indonesia untuk tampil. ”Sudah waktunya bagi kita sebagai bagian dari viralnya EASTS ini dan kita ingin agar gaungnya di luar EASTS regional tapi juga global,” katanya.

Menurutnya menjadi tuan rumah adalah kesempatan yang baik untuk membawa Indonesia di acara internasional dan Indonesia banyak memiliki  terobosan di bidang transportasi. “Contoh  gampangnya adalah transportasi cerdas, pembiayaan transportasi yang memudahkan orang melakukan mobilitas dan seterusnya, saya kira dunia harus tahu soal itu,” ucapnya.

 

MTI kata Bambang merupakan organisasi yang diciptakan untuk merangkul semua pihak. “Jadi harapan saya ini juga merupakan kesempatan bagi MTI untuk konsolidasi, ada pemerintah, swasta, akademisi, civil society, dan lainnya itu semua dirangkul agar sama-sama menciptakan transportasi yang berkelanjutan,” tegasnya.

 

Ikuti ListrikIndonesia di GoogleNews

#EASTS

Index

Berita Lainnya

Index