Batu Bara Lewat Rel, Strategi RMK Energy Jawab Tantangan Emisi dan Efisiensi

Batu Bara Lewat Rel, Strategi RMK Energy Jawab Tantangan Emisi dan Efisiensi
PT RMK Energy Tbk (RMKE) memanfaatkan jalur kereta api untuk mendistribusikan batu bara. (Dok: RMKE)

Listrik Indonesia | Sektor logistik batu bara di Indonesia umumnya masih bergantung pada truk, yang selain membutuhkan biaya operasional tinggi juga menghasilkan emisi karbon dalam jumlah besar. Di tengah upaya nasional menekan emisi dan meningkatkan efisiensi energi, pemanfaatan moda transportasi alternatif menjadi salah satu solusi. 

Dalam menjawab tantangan demikian, PT RMK Energy Tbk (RMKE), perusahaan penyedia jasa logistik batubara di Sumatera Selatan (Sumsel), mengambil langkah strategis dengan memanfaatkan jalur kereta api untuk mendistribusikan batu bara.

Direktur Utama RMKE, Vincent Saputra, menjelaskan bahwa sebagian besar pengangkutan batu bara di Indonesia masih mengandalkan truk, meskipun moda ini membutuhkan biaya yang lebih tinggi dan menghasilkan emisi yang lebih besar. RMKE, lanjutnya, berupaya mengurangi beban lingkungan sekaligus menekan biaya melalui transportasi rel.

“Penggunaan kereta api untuk mengangkut batubara lebih murah dan emisi lebih rendah dibandingkan mempergunakan truk. Kereta api mampu mengangkut batubara sebanyak 3.000 ton per satu kali tarikan dan truk hanya mampu mengangkut batubara sebesar 30 ton per satu kali pengiriman. Maka untuk mengangkut batubara sebanyak 3.000 ton akan memerlukan 100 truk angkut,” kata Vincent, dikutip dari Majalah Listrik Indonesia, Edisi 104.

Lebih lanjut, ia menyebutkan bahwa jumlah emisi dari 100 truk yang diperlukan untuk mengangkut volume yang sama cukup besar. Menurutnya, transportasi darat merupakan kontributor utama terhadap emisi di wilayah perkotaan. Selain efisiensi energi, penggunaan kereta juga dinilai lebih aman dibandingkan truk yang kerap melintasi jalan provinsi dengan risiko sosial yang tidak kecil.

“Satu rangkaian kereta api sebanding dengan 100 truk dalam mengangkut batubara sebanyak 3.000 ton. Selain lebih efisien, angkutan kereta juga lebih aman dibandingkan dengan penggunaan truk batubara yang melalui jalan provinsi yang memang dampak sosialnya tinggi,” ujarnya.

Meski sempat menghadapi keraguan dari sejumlah pihak, RMKE tetap melanjutkan investasinya dalam pengembangan infrastruktur logistik berbasis rel. Perusahaan ini telah menjalin kerja sama dengan PT Kereta Api Indonesia (Persero), memungkinkan pengangkutan hingga 12 rangkaian kereta per hari — setara dengan mengalihkan 1.200 truk dari jalan raya.

“Kerjasama yang telah dilakukan dengan pihak PT Kereta Api Indonesia (Persero) hingga saat ini, RMKE memiliki kapasitas membongkar 12 rangkaian kereta api batubara per hari yang equivalent dengan 1.200 truk. Dapat dibayangkan berapa besar pengurangan emisi dan efisiensi yang dihasilkan,” tambah Vincent.

Dalam kerja sama tersebut, RMKE membangun infrastruktur penting seperti stasiun muat, stasiun bongkar, dan pelabuhan batu bara, sementara KAI menyediakan lokomotif dan jasa angkutan. Kolaborasi ini membentuk ekosistem logistik yang saling mendukung dan memberikan manfaat operasional maupun lingkungan.

“Ini menjadi satu ekosistem yang telah terbentuk yang saling menguntungkan semua pihak, dengan menggunakan kereta api, kami dapat meningkatkan efisiensi dan menurunkan emisi, dampak sosial dan dampak ekonomi secara signifikan,” tutup Vincent.

Ikuti ListrikIndonesia di GoogleNews

#Batu bara

Index

Berita Lainnya

Index