Bank Ramal Harga Bijih Besi Anjlok Drastis, Emas Tetap Jadi Primadona

Bank Ramal Harga Bijih Besi Anjlok Drastis, Emas Tetap Jadi Primadona
Harga Emas Menguat

Listrik Indonesia | Pasar komoditas logam dan mineral global diprediksi menghadapi tekanan berat dalam dua tahun mendatang. Dalam laporan terbaru Bank Dunia yang dirilis April 2025, indeks harga logam diperkirakan merosot 10% pada 2025 (year-on-year/yoy) dan terus melemah 3% pada 2026. 

Proyeksi ini muncul meskipun beberapa logam dasar sempat mengalami kenaikan harga di awal tahun. Namun, perlambatan ekonomi global dan melimpahnya pasokan sejumlah komoditas menjadi faktor utama yang menekan harga. 

"Ekspektasi pelemahan sektor manufaktur global serta meningkatnya produksi dari tambang baru menjadi penyebab utama penurunan harga," jelas laporan tersebut. 

Bijih Besi dan Logam Dasar Tertekan, Kecuali Timah 

Dari seluruh kelompok logam dasar, hanya timah yang diprediksi mengalami kenaikan harga moderat dalam dua tahun ke depan. Pasokan yang terbatas akibat minimnya proyek tambang baru menjadi pendorong utama kenaikan ini. 

Sementara itu, harga bijih besi diperkirakan mengalami penurunan paling tajam. Bank Dunia memproyeksikan penurunan hingga 13% pada 2025, diikuti pelemahan 7% pada 2026. Lonjakan produksi dari tambang baru dan stagnasi sektor properti China—yang mengurangi permintaan baja—menjadi penyebab utamanya. 

Emas dan Logam Mulia Tetap Bersinar 

Berbeda dengan logam industri, logam mulia justru menunjukkan tren positif. Setelah mencetak rekor tertinggi sepanjang masa pada 2024, indeks harga logam mulia diprediksi kembali melonjak pada 2025 sebelum stabil di tahun berikutnya. 

Harga emas, misalnya, diperkirakan tetap bertahan di level 150% lebih tinggi dibanding rata-rata harga 2015–2019. Kenaikan ini didorong oleh tingginya permintaan safe-haven di tengah ketidakpastian global, ketegangan geopolitik, dan gejolak pasar keuangan. 

Tak ketinggalan, perak juga diproyeksikan menguat signifikan berkat perannya sebagai instrumen hedging di masa krisis, meskipun permintaan industri cenderung melemah. 

Perubahan Strategi Investor 

Dengan perbedaan tren ini, pelaku pasar diperkirakan beralih dari logam industri ke logam mulia sebagai bentuk perlindungan nilai (hedging) menghadapi ketidakpastian ekonomi global. 

"Emas dan perak tetap menjadi pilihan utama investor dalam menghadapi volatilitas pasar, sementara logam dasar seperti bijih besi menghadapi tantangan berat," tulis laporan tersebut.

Ikuti ListrikIndonesia di GoogleNews

#Emas

Index

Berita Lainnya

Index