Listrik Indonesia | Di balik kemajuan kendaraan listrik (EV), ada satu komponen penting yang memainkan peran utama: baterai lithium-ion. Komponen ini bukan hanya sekadar sumber tenaga, tetapi juga inti dari bagaimana kendaraan listrik dapat bergerak dengan efisien, tanpa emisi, dan tetap bertenaga.
Bagaimana Baterai Lithium-Ion Bekerja?
Setiap baterai lithium-ion terdiri dari tiga elemen utama: anoda, katoda, dan elektrolit. Masing-masing punya peran khusus dalam proses penyimpanan dan pelepasan energi.
Anoda adalah tempat ion lithium berkumpul saat baterai dalam keadaan terisi. Umumnya, material anoda terbuat dari grafit.
Katoda menjadi tempat tujuan ion lithium saat baterai digunakan atau "di-discharge". Katoda biasanya dibuat dari senyawa berbasis logam oksida seperti lithium cobalt oxide (LiCoO?) atau lithium iron phosphate (LiFePO?).
Elektrolit berfungsi sebagai medium cair atau gel yang memungkinkan pergerakan ion lithium antara anoda dan katoda. Elektrolit harus bisa menghantarkan ion, tetapi tidak boleh menghantarkan elektron secara langsung.
- Baca Juga Mobil Listrik 2WD dan 4WD, Apa Bedanya?
Proses Pengisian dan Penggunaan Energi
Ketika kendaraan sedang diisi daya, ion lithium bergerak dari katoda menuju anoda. Di sinilah energi disimpan. Sebaliknya, saat kendaraan digunakan, ion-ion tersebut berpindah dari anoda kembali ke katoda. Perpindahan inilah yang menghasilkan arus listrik untuk menghidupkan motor listrik dan sistem lainnya di kendaraan.
Selama proses ini, elektron tidak mengalir melalui elektrolit, melainkan melalui rangkaian eksternal. Ini yang memungkinkan listrik dimanfaatkan untuk menggerakkan kendaraan.
Mengapa Teknologi Ini Penting?
Baterai lithium-ion unggul karena memiliki kepadatan energi yang tinggi, artinya dapat menyimpan energi dalam jumlah besar dalam ukuran relatif kecil. Selain itu, baterai ini juga memiliki siklus hidup yang panjang dan dapat diisi ulang berkali-kali tanpa kehilangan kapasitas secara signifikan dalam waktu singkat.
Teknologi ini terus dikembangkan untuk memperpanjang jarak tempuh kendaraan listrik, mempercepat waktu pengisian, serta meningkatkan keamanan dan efisiensinya. Memahami prinsip dasar baterai ini adalah langkah awal untuk memahami masa depan transportasi berbasis listrik.
