PSN Sektor Energi Harus Beri Ruang Bagi Usaha Daerah

PSN Sektor Energi Harus Beri Ruang Bagi Usaha Daerah
Menteri ESDM, Bahlil Lahadalia. (Dok: KESDM)

Listrik Indonesia | Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia menegaskan pentingnya keterlibatan pelaku usaha lokal dalam pelaksanaan proyek-proyek energi, khususnya di wilayah Papua Barat. Penegasan tersebut disampaikan saat kunjungannya ke Lapangan Gas Genting Oil Kasuri di Kabupaten Teluk Bintuni, Rabu (11/6), dalam rangka memantau perkembangan proyek Asap Kido Merah (AKM) yang telah ditetapkan sebagai Proyek Strategis Nasional (PSN).

Dalam pertemuan bersama tim pelaksana proyek, Menteri Bahlil menyampaikan bahwa proyek strategis seperti AKM sebaiknya tidak hanya berdampak secara nasional, tetapi juga memberikan manfaat langsung kepada masyarakat dan pelaku usaha di sekitar lokasi proyek.

"Kalau bisa pengusahanya jangan hanya satu bendera ya. Berbagi dengan yang lain, agar tidak ada kecemburuan," ujarnya.

Ia menambahkan bahwa kontraktor dan tenaga kerja dari luar Papua tidak seharusnya mendominasi proyek ini. Menurutnya, sudah semestinya perusahaan pelaksana memberikan ruang bagi pelaku usaha lokal.

"Jangan semua dari Jakarta terus. Libatkan pengusaha lokal, beri mereka kesempatan untuk bertumbuh. Ini tanah mereka juga," tegas Bahlil.

Proyek AKM di Blok Kasuri dikelola oleh Genting Oil Kasuri Pte Ltd (GOKPL), dengan rencana produksi sebesar 300 juta standar kaki kubik per hari (MMSCFD) yang ditargetkan mulai berjalan pada 2027. Proyek ini diharapkan memberikan kontribusi terhadap kebutuhan gas nasional, terutama dalam menghadapi potensi ketidakseimbangan pasokan energi di masa mendatang.

Menurut laporan di lapangan, empat dari lima sumur yang dikembangkan di blok tersebut telah selesai 100 persen, sementara satu sumur lainnya masih dalam tahap penyelesaian.

Dalam pengembangan infrastruktur pendukung, Genting Group melalui PT Layar Nusantara Gas juga sedang membangun fasilitas Floating LNG (FLNG) berkapasitas 1,2 juta ton per tahun. Fasilitas ini sedang dikonstruksi di Shanghai, Tiongkok, dan telah mencapai progres sebesar 55,3 persen. Bila rampung, FLNG ini akan menjadi fasilitas pertama di Indonesia dan kesembilan di dunia.

Sebagai Proyek Strategis Nasional yang ditetapkan sejak November 2023, AKM memiliki nilai investasi sekitar USD 3,37 miliar. Proyek ini diperkirakan akan memberikan tambahan penerimaan negara hingga USD 2,01 miliar. Dalam fase konstruksi, proyek ini juga ditargetkan menyerap lebih dari 1.500 tenaga kerja, serta sekitar 200 tenaga kerja saat memasuki tahap operasional. Dari jumlah tersebut, 80 persen di antaranya ditargetkan berasal dari Orang Asli Papua (OAP).

Ikuti ListrikIndonesia di GoogleNews

#Industri

Index

Berita Lainnya

Index