Current Date: Selasa, 18 November 2025

Bahlil Teken MoU Ekspor Listrik ke Singapura

Bahlil Teken MoU Ekspor Listrik ke Singapura
Menteri ESDM Bahlil Lahadalia Jalin Kerja Sama Ekspor Listrik dengan Singapura

Listrik Indonesia | Pemerintah Indonesia dan Singapura resmi menandatangani nota kesepahaman (MoU) yang mencakup tiga bidang strategis, yakni pengembangan kawasan industri berkelanjutan, perdagangan listrik berbasis Energi Baru Terbarukan (EBT) lintas batas, serta penerapan teknologi penangkapan dan penyimpanan karbon (CCS/CCUS).

Penandatanganan berlangsung di Jakarta pada Jumat (13/6/2025), dan dilakukan langsung oleh Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) RI, Bahlil Lahadalia, bersama Minister in Charge of Energy and Science & Technology in the Ministry of Trade and Industry Singapura, Tan See Leng.

Dalam keterangannya, Bahlil menekankan bahwa kesepakatan ini merupakan hasil konkret dari rangkaian dialog intensif antara kedua negara. Ia menegaskan pentingnya prinsip saling menguntungkan dalam menjalin kemitraan jangka panjang.

“Kerja sama ini harus dilakukan secara paralel dan menguntungkan semua pihak. Bukan hanya soal ekspor listrik, tapi bagaimana kita tumbuh dan maju bersama,” ujar Bahlil.

Salah satu poin penting dalam MoU adalah kesepakatan ekspor listrik EBT dari Indonesia ke Singapura. Pemerintah Singapura juga berkomitmen untuk ikut mengembangkan kawasan industri hijau bersama Indonesia. Menurut Bahlil, ini mencerminkan semangat kolaborasi dan prinsip saling membangun, bukan dominasi satu pihak.

“Kalau kita ekspor listrik ke Singapura, maka kita juga harus mendapatkan nilai tambah melalui pembangunan kawasan industri bersama. Ini bukan sekadar ekspor energi, tapi kerja sama untuk pertumbuhan bersama,” jelasnya.

Tak hanya itu, kerja sama ini juga mencakup pengembangan proyek CCS (Carbon Capture and Storage) sebagai bagian dari upaya transisi energi bersih. Indonesia membuka pintu bagi Singapura untuk ikut serta dalam pengembangan infrastruktur dan teknologi penyimpanan karbon, sebagai wujud komitmen terhadap target emisi nol bersih (Net Zero Emission).

Dari sisi ekonomi, perdagangan listrik lintas negara ini diproyeksikan menarik investasi senilai 30 hingga 50 miliar dolar AS. Indonesia juga diperkirakan meraup devisa dan penerimaan negara sebesar 4 hingga 6 miliar dolar AS dari proyek ini. Selain itu, potensi serapan tenaga kerja mencapai 418 ribu orang, terutama di sektor manufaktur, konstruksi, serta operasional dan pemeliharaan panel surya dan sistem penyimpanan energi (Battery Energy Storage System/BESS).

Adapun volume listrik yang akan diekspor mencapai 3,4 GW hingga tahun 2035. Listrik ini akan dihasilkan dari 18,7 GWp kapasitas pembangkit tenaga surya dan dukungan baterai berkapasitas 35,7 GWh.

“Hari ini menjadi momentum bersejarah dalam perjalanan panjang kerja sama energi antara Indonesia dan Singapura. Ini bukan akhir, tapi awal dari kolaborasi jangka panjang yang saling menguntungkan,” tutup Bahlil.

Ikuti ListrikIndonesia di GoogleNews

#Ekspor

Index

Berita Lainnya

Index